Situasi bekerja dan belajar dari rumah saat ini mempengaruhi dinamika dan kebiasaan keluarga kita. Maka itu, sebagai istri, kita perlu melakukan penyesuaian dan menjadi pendukung terbaik bagi suami kita. Bersama Mia Radjagukguk, Meli Rosali, dan Iin Setiawan bersama-sama berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka mendukung suami mereka saat ini.
Sendiri (alone) adalah sebuah keberadaan, sedangkan kesepian (lonely) adalah suasana hati. Pada konten kolaborasi JPCC Men dan Treasure Women kali ini, kita akan sama-sama belajar tentang bagaimana kita tetap berpikir positif dan berdampak sebagai seorang single di masa yang menantang ini. Di video ini, Ps. Jeffrey Rachmat akan mengajarkan kita tentang bagaimana meresponi kesendirian kita, terutama di dalam situasi yang sedang tidak menentu saat ini.
Sejak awal pandemi sampai saat ini, kita mengalami banyak perubahan dalam kehidupan kita. semakin banyak menghabiskan waktu di rumah dan semakin banyak berinteraksi dengan keluarga kita. Di Treasures Women kali ini, bersama Novita Tandry kita akan belajar cara menjaga kesehatan mental kita sebagai wanita, supaya hidup kita tetap berdampak dan hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita tetap sehat.
Apakah kita adalah orang yang mampu menjalin hubungan dengan orang lain? Atau apakah kita bisa nyambung dengan orang lain? Hubungan yang baik tidak berbicara hanya sekedar mencari hubungan yang baik, tetapi dimulai menjadi pribadi yang mau dan mampu menerima serta memahami orang lain. Tuhan kita adalah Tuhan yang relasional, bahkan Ia yang lebih dulu mau menerima dan memahami kita dalam kondisi apapun diri kita.
Mengasihi Tuhan dan mengasihi diri sendiri merupakan awal bagaimana kita dapat mengasihi sesama manusia.
Matthew 22:37-39
And Jesus replied to him, “You shall love the Lord your God with all your heart, and with all your soul, and with all your mind". The second is like it, "You shall love your neighbor as yourself".
Kita akan belajar untuk mencari tahu di mana kita benar-benar menempatkan harga diri dan identitas kita - dan menggali pikiran bawah sadar tentang diri kita sendiri.
Meskipun tidak terlihat, tetapi apa yang ada di dalam diri manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas hidupnya. Itu sebabnya kita perlu menaruh perhatian kepada manusia batiniah kita dan dengan sengaja mengeliminasi apapun yang bisa merusaknya. Kita perlu kasih karunia dari Tuhan dan kebenaran-Nya sehingga kehidupan kita bisa memancarkan kemuliaan-Nya.
Salah satu indikator kesehatan emosi adalah authenticity (jujur pada diri sendiri & kepada orang lain). Kita akan belajar 3 perspektif yang berbeda - sudut pandang pragmatis, psikologi & teologi - tentang bagaimana kita dapat mempengaruhi atau mengendalikan emosi kita.
Belenggu adalah seperti rantai yang mengikat, membuat kita tidak bisa bertumbuh atau berbuat apa-apa.
Ketika ada belenggu dalam hidup kita, kita terjerat dalam masalah yang sama, atau masalah yang berbeda tapi dengan sumber yang sama, dan kita tidak berani maju.
Kekuatan iman kita dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan dengar. Maka itu, kita harus lebih mendengarkan suara Tuhan daripada suara dunia.
Label yang orang berikan pada kita (gampang nyerah, ambisius, penakut, ceroboh, dan lain-lain) seringkali menjadi bagian dari identitas kita. Meskipun label itu mungkin ternyata betul, tapi itu bukanlah siapa kita.
Kitalah yang menentukan apakah kita mau seperti yang dikatakan orang, atau tidak.
“God loves the world so very much. The greatest gift of all is Jesus Christ”.
Lagu JPCC Worship Kids “Let’s Unbox” menginspirasi pesan Natal kali ini.
Untuk kita memiliki iman seperti anak kecil. Dalam kesederhanaan mereka, percaya kepada Tuhan.