Saya masih ingat ketika menjadi DL di awal-awal JPCC dimulai.
Saya tidak dikader dulu seperti saudara melalui Grooming Process, modalnya hanya mau.
Tidak ada DATE Meeting Guideline, pelatihan GFT, DLT 100-101, boro-boro struktur DF-HDF. Yang ada hanyalah Rohul Kudus!
DM yg saya pimpin mayoritas adalah mereka yang lebih dulu ada di JPCC, yg usianya pun lebih tua dari saya.
Ketika saya evaluasi di bulan ke-6 setelah memimpin DATE, tidak ada satu pun yg memberi umpan balik positif, semuanya negatif. Rasanya mau saya bubarkan DATE itu.
Pernah suatu waktu wakil saya (belum ada istilah CT) mengusir saya dari rumahnya setelah pertemuan DATE, dibantingin pintu, dihujani sumpah-serapah, dan pernah diajak berkelahi fisik. Dia berkata dia hilang respek kepada saya, karena tidak sepaham dengan keputusan yg saya ambil di DATE.
Ceritanya tentunya tidak berhenti di situ.
Komplain & kritik juga terkadang saya terima dari DL atau DF.
Bahkan pernah ketika saya pimpin pujian atau khotbah, ada pemimpin yg menunjukkan sikap tidak ramah dengan gesturnya yg melipat tangan & sama sekali tidak mau berpartisipasi/mendengarkan. Lagi-lagi karena keputusan yg saya ambil tidak menyenangkan hatinya.
Juga ada pemimpin yg pernah mengancam akan keluar dr JPCC setelah saya tegur karena tidak mengerjakan fungsi kepemimpinannya & mengikuti SOP yg ada, namun ia masih mau titelnya.
Setelah melewati kejadian-kejadian seperti ini, meski melayani Tuhan sepenuh waktu adalah panggilan saya, saya yg tadinya yakin dengan apa yg saya lakukan pun terkadang merasa insecure.
- Apakah saya sebenarnya cukup kompeten untuk memimpin, apalagi berkhotbah?
- Saya tidak sekolah teologi, apakah jemaat bisa mendapatkan sesuatu dari khotbah saya?
- Apakah khotbah saya bisa secanggih khotbah pendeta JPCC lainnya?
- Bagaimana kalau nanti ada yg mengkritik keputusan saya lagi?
- Bagaimana jika tidak ada yg memberi afirmasi setelah saya melayani?
- Bagaimana jika ternyata ada orang yg jauh lebih baik dari saya dalam memimpin?
Survei di JPCC membuktikan bahwa 1 dari 3 tantangan terbesar dalam memimpin atau memuridkan orang lain adalah rasa tidak aman atau insecurity yg dimiliki oleh pemimpin/pemurid tersebut.
Tidak ada satu pun orang yg luput dari rasa tidak aman, bahkan mereka yg paling percaya diri pun mengalaminya. Itu sebabnya Ps. Paul de Jong pernah berkata:
Isolate insecurity, before insecurity isolates you.
Pisahkan diri dari rasa tidak aman, sebelum rasa tidak aman yg memisahkan kita dari hal-hal yg Tuhan ingin lakukan di dalam & melalui kita.
Rasa tidak aman membawa beberapa dampak negatif:
1. Rasa tidak aman membuat kita meragukan potensi dan panggilan Tuhan dalam diri kita.
Berhasil bukan artinya tidak pernah gagal, karena kegagalan DAN keberhasilan kita tidak perlu mendefinisikan identitas diri kita. Setelah nabi Elia dipakai Tuhan secara luar biasa, ia lalu dikejar untuk dibunuh oleh ratu Jezebel. Elia takut, lari supaya tidak dibunuh. Ia depresi, merasa ditinggalkan, & ingin mati.
2. Rasa tidak aman membuat kita membanding-bandingkan diri.
Padahal pembandingan hanya akan mencuri sukacita & membuat kita melakukan pembuktian diri.
Mencuri sukacita sehingga kita selalu merasa kurang ini dan kurang itu.
Orang yg tidak yakin dengan identitas dirinya akan selalu berusaha untuk membuktikan sesuatu dengan cara apa pun.
3. Rasa tidak aman membuat kita sadar diri melebihi sadar akan Tuhan.
Sadar-diri berfokus pada masalah & keterbatasan, sadar-akan-Tuhan berfokus pada solusi & kemampuan Tuhan bagi kita. Orang yg insecure akhirnya hanya berfokus kepada hal-hal yg aman & nyaman untuk dirinya, sehingga sulit untuk kuasa Tuhan bekerja di dalam & melalui dirinya.
APPLICATION:
Bagaimana cara kita mengisolasi rasa tidak aman, supaya rasa tidak aman tersebut tidak memisahkan dan menjauhkan kita dari hal-hal yg Tuhan ingin lakukan di dalam & melalui kita?
1. SADARI IDENTITAS DIRI
Kita perlu senantiasa sadar & yakin akan siapa kita sehingga akan lebih mudah untuk kita menerima diri sendiri.
Ketika kita bisa menerima diri kita apa adanya, kita memperkecil kemungkinan untuk menjadi insecure.
Efesus 2:10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Meja ini adalah apa yg pembuatnya katakan tentang dirinya, meski mungkin ada orang lain yg mengatakan bahwa ia adalah tempat tidur. Begitu pula diri kita sebagai buatan Allah yg diciptakan serupa & segambar dengan Tuhan.
Katakan bersama dengan saya
“Saya.. adalah apa.. yg Tuhan katakan.. tentang saya.” Ulangi sekali lagi.
Terus katakan kalimat ini, terutama ketika kita tergoda untuk percaya akan kritik & hujatan orang atas kita.
Karena identitas diri kita tidak pernah ditentukan dari apa yg orang lain katakan atau tidak katakan tentang kita.
Identitas kita hanya ditentukan oleh apa yg Pencipta Hidup kita katakan tentang kita.
Tuhan berkata bahwa “Aku dikasihi, bahkan waktu aku masih berdosa! Aku diterima apa adanya! Aku berharga! Kejadianku dahsyat & ajaib! Aku karya indah Tuhan! Aku diampuni! Aku ditebus & dibebaskan-Nya!”
Tuhan mau kita hidup di dalam identitas itu.
Allah Bapa pun berkata bahwa Yesus adalah Anak-Nya yg dikasihi-Nya, dan Dia berkenan kepada Yesus, bahkan sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya.
Yesus mengasihi kita bukan karena apa yg kita lakukan untuk Dia, tapi karena Yesus tidak bisa tidak mengasihi kita!
Bagi saudara yg sudah sadar & yakin akan identitas dirinya dalam Tuhan, bantu orang lain menyadari & meyakini identitas mereka dalam Tuhan. Gunakan berbagai macam kesempatan untuk mengingatkan mereka, secara lisan/tulisan.
2. JADILAH DIRI SENDIRI
Setelah kita menyadari & meyakini identitas diri kita, kita perlu berjalan di dalam identitas tersebut. Kita dilahirkan unik & original, jangan mati sebagai tiruan, dengan berusaha menjadi seperti orang lain.
Orang yg yakin dengan identitas dirinya tidak perlu berusaha u/membuktikan sesuatu kepada orang lain dengan cara apa pun.
Saya senang dengan apa yg Craig Groeschel katakan. People would rather follow a leader who is always real, than a leader who is always right, -Craig Groeschel.
Orang lebih suka mengikuti pemimpin yg riil, yg apa adanya, daripada mengikuti pemimpin yg selalu benar.
Daud mengerti akan prinsip ini. Karena Daud tahu siapa Tuhan & siapa dirinya di mata Tuhan, dia tetap dengan bajunya sendiri meski ditawarkan untuk memakai baju perang Saul ketika akan melawan Goliat, sehingga ia menang.
>> Kuasa dan otoritas Tuhan bekerja dengan terbaik dalam diri orang yang memiliki rasa aman
3. AKUI TUHAN
Amsal 3:6 (AMPC)
In all your ways know, recognize, and acknowledge Him, and He will direct and make straight and plain your paths.
Dalam semua langkahmu, ketahui (karakter-Nya), kenali (cara kerja-Nya), & akui (campur tangan) Tuhan, maka Dia akan mengarahkan, meluruskan, memperjelas langkahmu
Tuhan tidak perlu pakai kita, tetapi Dia ingin melibatkan & memakai kita karena Dia percaya kepada kita.
Praktek yang paling berdampak kepada kesehatan dan pertumbuhan kelompok kecil adalah kehidupan doa dari pemimpinnya, -Jim Egli & Dwight Marable
Disiplin rohani u/berdoa, membaca-merenungkan-memperkatakan Firman Tuhan akan membantu kita u/menjadi lebih sadar akan Tuhan, dan bukan sadar akan diri sendiri.
God-conscious, not self-conscious!
Meski tantangan datang setiap hari, pertahanan kita tetap kuat karena dibangun setiap hari dengan konsisten.
Mari kita ringkas apa yg kita pelajari hari ini.
>> Setiap kita tidak bisa menghindari datangnya perasaan tidak aman, tapi setiap kita memiliki kendali u/memisahkan diri dari rasa tidak aman, sebelum rasa tidak aman itu memisahkan dan menjauhkan kita dari hal-hal yg Tuhan ingin lakukan di dalam & melalui kita.
Isolate insecurity, before insecurity isolates you. Yaitu dengan 3 cara: Menyadari Identitas Diri, Menjadi Diri Sendiri, dan Mengakui Tuhan.
PERTANYAAN DISKUSI:
Berikut adalah 2 pertanyaan untuk saudara diskusikan dengan teman-teman DL & DF yang hadir pada Huddle kali ini:
- Mana dari ketiga langkah mengisolasi rasa tidak aman yang sepertinya perlu saudara lakukan dengan (lebih) konsisten? Ceritakan.
- Jelaskan satu rencana tindak lanjut yang akan saudara mulai lakukan atau lakukan dengan semakin konsisten di beberapa waktu ke depan.
Selamat Berdiskusi. Tuhan Yesus memberkati.