Contact us

DISCIPLESHIP IS RELATIONSHIP

Huddle DL-CT November 2020

Selamat datang di Huddle DL-CT November 2020.

Saya berdoa semua dalam kondisi roh, mental dan fisik yang sehat. Saya mau say Hi.. kepada beberapa Core Team yang baru pertama mengikuti Huddle DL-CT, terima kasih untuk kesediaan saudara mau belajar memuridkan bersama-sama dengan DATE Leader di DATE saat ini.

Pada bagian awal ini saya ingin menjelaskan/mengingatkan mengenai syarat, fungsi dan tujuan seorang Core Team dalam sebuah DATE.

Syarat
:

  • Hati (mengasihi Tuhan & mau membantu orang lain)
  • Komitmen (kehadirannya di DATE teruji)


Fungsi

  • Caring System: CT membantu DL dalam memperhatikan kehidupan dan kerohanian beberapa DM dan membantu mereka untuk terus bertumbuh. 1 orang CT memperhatikan 2-5 DM, atau 1 pasang CT memperhatikan 2-3 pasang DM.
  • Facilitating Discussion: CT juga sesekali diminta untuk memimpin/memfasilitasi diskusi di DATE dengan menggunakan DATE Meeting Guideline dan tidak perlu membuat materi sharing sendiri, karena intinya ada pada percakapan dan penerapan, dan bukan penambahan pengetahuan.


Tujuan: 

Core Team akan dipersiapkan oleh DATE Leader untuk menjadi pemurid atau pemimpin berikutnya dalam kurun waktu kurang lebih 12 bulan.

Judul video ini adalah
“Discipleship is Relationship” | Pemuridan Adalah Hubungan.

Selama masa pandemi ini, saya mengalami kesulitan untuk membangun hubungan
one on one dengan para DATE Facilitator yang Tuhan percayakan dengan cara texting terutama japri, saya merasa lebih nyaman bila bertemu secara langsung, tapi tentu saja saat ini belum bisa. 


Sedangkan Dina, istri saya tidak mengalami kesulitan ini. Selama bertahun-tahun menjalani peran sebagai CT, DL, DF & HDF, menurut saya Dina selalu konsisten membangun hubungan baik bertemu langsung, telepon termasuk texting. Oleh karena itu saya memberikan kesempatan kepada Dina untuk berbagi mengenai 4 tips bagaimana membangun hubungan di  DATE dalam segala situasi.

-----

Hai semua :)

Apa yang mau saya bagikan mungkin bukanlah hal yang baru, apalagi sophisticated, tapi ini merupakan sesuatu yang selama bertahun-tahun sudah saya coba untuk lakukan, yang mudah-mudahan dapat membantu Saudara dalam memimpin DATE.


Lukas 6:31
Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.


Ayat ini tentu sudah sangat familiar buat kita. Buat saya pribadi ayat ini sering saya gunakan untuk mengingatkan diri saya sendiri, bahwa kita diminta untuk proaktif melakukan sesuatu yang kita mau untuk orang lain lakukan terhadap kita.


Jadi, jika kita mau orang lain untuk mempunyai hubungan yang baik dengan kita, tentu saja kita harus memulai untuk membangun hubungan dengan mereka terlebih dahulu.


Membangun hubungan itu gampang-gampang susah atau susah-susah gampang? Hehe..

Well selama bertahun-tahun menjadi seorang leader, saya menemukan bahwa membangun hubungan tidak selalu mudah (walaupun juga memang ga selalu sulit). Jujur nih yaa, saat kita diajak ngobrol atau ketemuan atau istilah yg sering kt gunakan “one on one” oleh leader kita mungkin muncul di benak kita “duh, ada masalah apa nih?” atau "kayanya mau ditegur deh". Hal ini juga mungkin dirasakan oleh orang-orang yang kita pimpin jika tiba2 kita ajak one on one. 


Here are some tips yang bisa saya bagikan dalam membangun hubungan dengan orang-orang yang kita pimpin.. krn sekali lagi Pemuridan adalah Hubungan..
Discipleship is Relationship. 


  1. Be Intentional | Lakukanlah dengan sengaja


For the note, saya seorang ibu rumah tangga yang Tuhan percayakan seorang anak dan beberapa orang lainnya untuk saya perhatikan dalam hidup saya. 


Dan ternyata, bahkan untuk seorang
stay at home mom seperti saya pun, tidak mudah untuk mengatur jadwal untuk bertemu orang lain.

Saya punya waktu yang cukup fleksibel di pagi sampai siang hari, namun itu jam kerja hampir semua orang.


Atau sebaliknya ketika orang lain bisa bertemu
after office hour, saya harus di rumah untuk menemani anak saya.


Jadi buat saya mengatur schedule, even untuk sekedar say hi kepada orang-orang yang saya pimpin cukup membantu saya.

Apalagi di masa pandemi ini, sulit sekali untuk kita bisa bertemu secara langsung untuk let’s say ngopi bareng, brunch, atau kegiatan pertemuan fisik lainnya. 


So, opsi yang paling mudah untuk bisa kita lakukan adalah texting atau telepon. 


Misal, ada 3 orang yang dipercayakan dalam caring system kita, maka kita bisa tentukan jadwal setiap hari tertentu untuk menghubungi A, hari lain nya B, kemudian di hari lain lagi C. 

Ketika Saudara sudah membuat schedule, try to follow the schedule. 


Meskipun mungkin ada waktu ketika Roh Kudus mengingatkan Saudara akan seseorang,
just simply text them and say hi tanpa selalu mengatakan kalimat2 seperti “Roh Kudus mengingatkan saya akan kamu” atau sejenisnya :D 


Jadi membangun hubungan dgn sengaja itu dilakukan dengan membuat jadwal, menepati jadwal, dan mengikuti dorongan Roh Kudus. 
 
Dan ketika Saudara sedang dalam “janji”
texting atau telepon, pastikan Saudara memang sedang memberikan kuping dan mata Saudara untuk mereka.


A dedicated time even for a simple “hi” can show them that
we value them.


OK sekarang kalo udah bikin schedule, terus say Hi, terus apa lagi yang mau ditanya?


2. Start With Small Talks | Mulai dengan topik pembicaraan yg santai.


Saudara bisa mulai dengan ngobrol hal-hal yg sederhana.
Try to get to know them better. 

  • How are you?
  • How’s life?
  • Kerjaan gimana?
  • Keluarga apa kabar?


Kalo saya, biasanya kalo baru kenal, saya mulai dari  keluarga atau pekerjaan. Misalnya berapa kakak beradik, orang tua kerja apa. Jika Saudara belum tahu mengenai pekerjaan mereka, bisa juga mulai bertanya mengenai hal itu. Atau pertanyaan seputar hobby dan interest mereka. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang bisa kita berikan.

Tujuan kita membangun hubungan dengan orang-orang yang kita pimpin itu bukan sekedar karena kita mau
kepo soal hidup mereka, tetapi karena Kita ingin mengenal mereka lebih baik dan menjadi peduli terhadap hidup mereka.


Jika kita bisa merasakan ketulusan perhatian seseorang terhadap kita, tentu orang lain pun dapat merasakan ketulusan kita buat mereka.
So, be sincere.


And being sincere
artinya kita cukup aman atau secure enough  jika mereka belum mau menjawab pertanyaan kita, atau belum mau terbuka dan share masalah mereka kepada kita. Karena, kita juga ga selalu bisa langsung terbuka kepada leader kita bukan ;)

Ada kalanya hubungan itu mudah sekali dibangun jika kita dapat chemistry-nya. Baru 1 atau 2 kali ngobrol udah langsung bisa bahas segala sesuatu bahkan sampai isu yang sangat personal. 


Tapi sebagian besar hubungan perlu dibangun pelan-pelan. Mungkin kurang lebih percakapan yang muncul di awal adalah seperti ini:

  • Hi, how’s life?
  • Ow great

Lalu kedua kalinya:

  • Hi, how’s life?
  • Good

Ketiga kalinya:

  • Hi, how’s life?
  • So far so good


Jangan sedih…
It’s totally OK and you are not alone!
 

Ada kalanya Tuhan kasih tau saya mengenai masalah seseorang, dan saat itu secara pribadi hubungan kami belum terlalu dekat. 


Deep inside
, saya tahu bahwa ini seperti tugas dari Tuhan, agar saya memberikan perhatian yang lebih untuk dia yang sedang mengalami masalah. 


Tetapi pada kenyataannya, karena kami juga memang belum terlalu dekat, tidak mudah juga untuk saya punya akses masuk ke hidupnya.

Terkadang perlu berkali-kali “
hi, how are you” dan “hi, how is life”, perlu waktu berbulan-bulan, bahkan mungkin lebih dari 1 tahun, untuk seseorang akhirnya membuka hidup mereka dan mengizinkan kita untuk melihat dari dekat apa yang menjadi pergumulan hidup mereka.

Jadi jangan berkecil hati, bagian kita adalah terus mencoba membangun komunikasi. Siapa tahu di kali berikutnya mereka punya jawaban yang lain untuk Saudara :) 


Build
connection. The stronger the connection, the easier to talk to each other.


3. Maintain The Relationship | Pertahankan hubungannya. 


Membangun hubungan itu seperti sedang membangun jembatan yang menghubungkan dan mendekatkan jarak satu tempat dengan tempat lain di seberangnya. 


It can not be built overnight.
 


Tetapi ketika jembatan sudah terbangun, kita akan dengan mudah untuk bisa menyeberanginya.

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, terkadang perlu waktu yang cukup panjang untuk sebuah hubungan bisa terbangun. 

Small talks tadi, yang mungkin hanya beberapa menit saja, namun jika kita lakukan dengan konsisten ini seperti jembatan yang kita bangun.


Dan ketika hubungan sudah terbangun, kita membuka hidup kita buat mereka dan menjadi rentan/
vulnerable, maka akan lebih mudah juga untuk mereka bisa terbuka kepada kita.

Yang sangat perlu diingat adalah.. ketika mereka menghadapi masalah, seringkali yang mereka butuhkan bukanlah solusi. 

Jadi ga perlu khawatir atau panik duluan seolah-olah kita harus hafal semua Firman Tuhan dan punya segudang solusi untuk setiap masalah. NO.

Simply show them that we care about them.

Tunjukan bahwa kita ada untuk mereka, siap untuk memberikan
support dan meng-encourage mereka.


Dengan kita konsisten melakukan small talks, bertanya kabar mereka dari waktu ke waktu, memberikan support dan encouragement, artinya kita sedang memelihara hubungan kita dengan mereka.


Mungkin kita sering mendengar istilah
high maintenance untuk hubungan yang cukup sulit dijaga dan low maintenance untuk hubungan yang sangat mudah untuk dijaga. 

Apa pun level maintenance sebuah hubungan, tetap perlu dijaga.

Even a low maintenance relationship needs to be maintained.


4. Pray For Them | Berdoa bagi mereka.

This is one of the most important things in a relationship. Pray.


Terus gimana kalo mereka lagi ga ada pokok doa, atau hidup mereka lagi baik-baik saja? 

Seringkali ketika kita bertanya “ada yang mau didoain?” pada saat hidup berjalan normal, mereka tidak bisa menyebutkan hal spesifik untuk didoakan secara khusus, tetapi bukan berarti kita tidak perlu berdoa buat pergumulan mereka. 


You can speak blessing into their lives.
Dalam doa kita, ucapkan berkat atas kesehatan mereka, hubungan atau keluarga mereka, pekerjaan atau bisnis mereka, juga perjalanan iman dan masa depan mereka.

Dan masih ada banyak hal lagi yang bisa Saudara doakan untuk mereka. 


Seperti Doa Paulus dalam Efesus 3:14-21 misalnya. Saya ga akan membacakannya untuk Saudara, silahkan Saudara baca di huddle masing2. 

Nah doa tersebut bisa Saudara jadikan contekan untuk mendoakan orang2 yang Saudara pimpin.

Pray not because they are in trouble, but simply because we care.

So, saya ulang ya 4 tips yang sudah saya bagikan tadi:

  1. Be intentional. A dedicated time even for a simple hi, can show them that we value them.
  2. Start with small talks. Be secure enough even if they are not ready to talk to you. Build connection.
  3. Maintain the relationship. Even a low maintenance relationship needs to be maintained.
  4. Pray for them. Pray not because they are in trouble, but simply because we care.


Saya harap hal-hal tersebut dapat membantu Saudara, because yes,
“Discipleship IS Relationship”.

-----

Terima kasih Dina sudah berbagi dengan kita semua mengenai 4 tips dalam membangun hubungan, yuk sama2 katakan Discipleship is Relationship


Ps. Alvi pernah mengajarkan kita untuk orang bisa berubah hidupnya harus ada 


Penerimaan > Keterbukaan > Perubahan Hidup
.


Mari bersama-sama kita terus membangun hubungan dengan setiap jiwa yang Tuhan sudah percayakan ada di DATE kita (termasuk mereka yang selama pandemi ini enggan hadir secara virtual), agar mereka merasa diterima.. lalu mereka mau terbuka.. dan lewat kehidupan kita, Tuhanlah melakukan perubahan hidup kepada mereka sehingga bisa semakin serupa dengan Yesus Kristus. Amin 


Pertanyaan Aplikasi

  1. Apa yang menjadi kendala bagi Saudara dalam membangun hubungan dengan CT atau DM. Ceritakan.
  2. Dari 4 tips yang sudah dibagikan, mana yang Saudara perlu mulai lakukan dengan konsisten?
  3. Sebutkan satu rencana tindak lanjut yang akan Saudara lakukan kepada setiap CT atau DM yang ada dalam Caring System saudara?
Tautan Umpan Balik Huddle Meeting Guideline
Share by: