PREPARE & PRAY
Sebelum Saudara memulai Huddle, persiapkan diri Saudara dengan membaca Huddle Meeting Guideline dan Berdoa supaya Roh Kudus bekerja untuk mengubahkan setiap orang yang hadir.
Persiapan adalah ekspresi IMAN.
Ps. Ary Wibowo
Hai para Pemurid yang dikasihi Tuhan. Salam sejahtera. Video huddle kali ini akan membahas mengenai pentingnya untuk membangun pemahaman dalam proses pemuridan.
Jika saya bertanya siapa di antara Saudara yang ingin hidup sehat, saya percaya semua akan menjawab ‘ya’. Untuk hidup sehat diperlukan 3 disiplin utama, yaitu: mengatur pola makan, olahraga, dan istirahat yang cukup. Jika saya bertanya kembali apakah Saudara paham, saya percaya sebagian besar akan menjawab ‘ya’. Pertanyaannya: jika paham, mengapa tidak semua orang secara
sengaja dan konsisten melakukannya?
Bagaimana dengan
pemuridan
yang sehat? Jika kita paham apa pentingnya dan apa saja indikatornya, lantas mengapa tidak mudah untuk melakukannya? Ada 2 kemungkinan:
Pemahaman yang berbeda tentang makna dan tujuan pemuridan akan membawa keyakinan yang berbeda. Keyakinan yang berbeda akan melahirkan tindakan yang berbeda. Paham, yakin, bertindak.
Di sisi lain, terdapat tipe orang yang senang untuk mengumpulkan informasi dan berhenti memahaminya sebagai pengetahuan. Pemahaman tersebut belum menjadi sebuah keyakinan. Inilah yang menyebabkan belum terjadinya tindakan memuridkan secara sengaja dan konsisten.
Dengan demikian, pemahaman pribadi tentang makna dan tujuan pemuridan merupakan aspek paling dasar yang perlu kita tinjau ulang. Mari buka Alkitab Saudara dan kita baca Yohanes 1:5-8:
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai
saksi untuk
memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia
semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia
harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Menurut ayat-ayat yang baru saja kita baca, tanggung jawab Yohanes Pembaptis adalah untuk memberi kesaksian tentang Yesus. Tujuannya hanya satu, yaitu
supaya semua orang menjadi percaya. Tetapi kepercayaan atau keyakinan dimulai dari
memahami pribadi Yesus, sesuai dengan yang dimaksudkan di Alkitab. Bukan sesuai dengan pengalaman pribadi kita. Dengan demikian kita dapat lebih memahami makna
wins atau indikator keberhasilan sebuah
small group sebagai salah satu metode pemuridan:
Terjadinya perubahan kehidupan semakin serupa dengan Kristus.
Perubahan kehidupan dimulai dari pemahaman tentang siapa Yesus dalam kehidupan setiap murid dan pemurid. Pemahaman tersebut diperoleh melalui pengenalan secara terhadap Yesus melalui Firman-Nya. Gaya hidup disiplin membaca dan merenungkan Firman Tuhan adalah kuncinya.
Lahirnya pemurid baru.
Memuridkan merupakan tanggung jawab setiap orang percaya. Fokus utama di dalam pemuridan adalah bersaksi atau mengkomunikasikan siapa Kristus dalam kehidupan pemurid kepada orang lain.
Dengan demikian, perubahan kehidupan yang semakin serupa dengan Kristus merupakan proses yang terus berjalan seiring pemahaman atau pengenalan Pribadi Yesus sesuai Alkitab.
Progress dari proses tersebut dibuktikan melalui tindakan melahirkan pemurid baru, melalui mengkomunikasikan Kristus dengan sengaja dan konsisten.
Berdasarkan Yohanes 1:7-8, tanggung jawab seorang pemurid adalah Memberi kesaksian tentang Sang Terang atau Tuhan Yesus. Tujuannya satu, supaya setiap murid menjadi percaya. Percaya yang dimaksud di sini adalah percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat dalam kehidupan umat manusia. Dan berdasarkan ayat 5, terang itu bercahaya dalam kegelapan. Dengan demikian, memuridkan sama artinya dengan membawa orang bertemu dengan terang, sehingga tidak lagi hidup dalam kegelapan atau dosa. Memuridkan berarti menuntun murid untuk mengalami pertumbuhan iman, melalui pengenalan pribadi kepada Yesus.
Tujuan dari bersaksi atau mengkomunikasikan Yesus adalah untuk membangun pemahaman. Dengan pemahaman tersebut, maka iman akan bertumbuh secara progresif. Pengenalan terhadap Yesus tidak dapat terjadi melalui penyampaian informasi satu arah, tetapi memerlukan setidaknya 2 aspek mendasar, yaitu:
Keterlibatan.
Pertemuan komsel, huddle, dan one on one merupakan beberapa metode untuk melakukan pemuridan. Tetapi mari kita ingat bersama, bahwa tujuan memuridkan bukan sekedar memenuhi check list pada metode-metode tersebut. Untuk menuntun seseorang memiliki pemahaman atau pengenalan yang progresif terhadap Yesus, memerlukan keterlibatan pemurid kepada murid secara sengaja dan konsisten.
Keterlibatan yang dimaksud adalah tindakan dengan sengaja melibatkan diri terhadap murid. Inisiatif berasal dari pemurid.
Melibatkan diri juga bukanlah sikap menunggu atau sekedar bereaksi jika murid memerlukan bantuan. Melibatkan diri juga bukan tindakan mengekang atau menekan. Melibatkan diri berarti memilih siapa orang-orang di lingkaran kehidupan yang mau kita muridkan. Pemurid dengan sengaja memilih murid. Inilah yang dilakukan oleh Yesus kepada 12 murid-Nya.
Proses.
Pengenalan secara progresif terhadap Yesus tidak terjadi dalam satu malam atau seminggu sekali di pertemuan komsel. Pengenalan memerlukan proses yang konsisten atau sesering mungkin. Progress pengenalan merupakan indikator yang perlu dicermati. Karena itu, merayakan progress adalah sikap yang sangat penting untuk didemonstrasikan di dalam pemuridan.
Kembali pada ayat 5, cahaya yang terpancar dari terang tersebut bukanlah karena usaha kita, melainkan inisiatif dari Sang Terang itu sendiri. Karena itu, upaya keterlibatan dan membangun
progress melalui proses bukan dengan tujuan untuk mengontrol hasil. Memuridkan bukan
supaya
terjadi hasil seperti yang kita kehendaki, melainkan
karena Sang Terang itu telah membebaskan kita dari kegelapan. Pengalaman betapa luar biasanya perubahan hidup dalam iman percaya kepada Yesuslah yang membangkitkan belas kasihan untuk menuntun orang lain mengalami hal yang sama.
Persoalannya, sebelum seseorang menjadi yakin, maka ia perlu menjadi paham tentang siapa Yesus dalam hidupnya. Pemahaman melalui proses keterlibatan, membangun keyakinan, dan keyakinan melahirkan tindakan.
Pemurid dan murid yang yakin siapa Yesus dalam hidupnya beserta Amanat Agung-nya, tidak lagi menjadi orang-orang percaya yang bergerak hanya berdasarkan sistem atau aturan, tetapi berdasarkan iman personal kepada Yesus.
Keterlibatan dan proses secara sengaja dan konsisten tidak dapat dilakukan hanya dengan kekuatan kita sendiri, melainkan memerlukan peran serta Roh Kudus. Jika kita percaya, apakah mungkin tanpa membangun disiplin rohani secara sengaja dan konsisten, seorang pemurid mampu memiliki kepekaan terhadap Roh Allah yang hidup itu?
Dengan demikian, saya berharap kita dapat memahami korelasi langsung antara memuridkan dengan membangun disiplin rohani, dengan membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari.
Mari bergabung dalam salah satu ministry di bawah ini dan melayani bersama para Volunteers lainnya. Untuk informasi lebih detail dan cara daftar silahkan Saudara melihat di aplikasi MyJPCC di bagian
Discover > Let’s Serve
atau klik di tombol di bawah ini.