PREPARE & PRAY
Sebelum Saudara memulai Huddle, persiapkan diri Saudara dengan membaca Huddle Meeting Guideline dan Berdoa supaya Roh Kudus bekerja untuk mengubahkan setiap orang yang hadir.
Persiapan adalah ekspresi IMAN.
Ps. Ary Wibowo
Hai DATE Leaders dan DATE Core Team yang dikasihi Tuhan. Apa kabar Saudara semua? Saya berharap Saudara semua dalam keadaan baik dan tetap antusias menghidupi Discipleship Journey yang luar biasa. Tetapi jika ada di antara Saudara hari ini yang mulai merasa mengalami penurunan semangat, kebimbangan, dan mulai kehilangan gambar besar atau alasan mengapa kita dimuridkan dan memuridkan, saya berharap materi yang akan Saudara pelajari ini, dengan hikmat Tuhan, mampu menolong Saudara semua.
Hampir tahun yang lalu, saya ada janji makan siang bersama Bapak Jonny Herjawan, yang saat ini kita kenal sebagai Ketua Yayasan JPCC yang berfokus pada misi kemanusiaan. Ko Jonny, demikian saya biasa menyapanya, saya kenal sebagai seseorang yang cara berpikirnya lebih dari 5, 6, atau 7 ke depan. Jadi sangat jauh dalam membangun perencanaan. Oleh karena itu, sebelum makan siang bersama itu terjadi, saya yang pada dasarnya juga suka berpkir ke depan, mempersiapkan antisipasi jawaban yang matang, jika Ko Jonny bertanya tentang rencana-rencana saya ke depan. Harapan saya, tentunya agar pembicaraan yang akan terjadi menjadi pembicaraan yang bermakna dan Ko Jonny memercayai saya sebagai seseorang yang hidup dengan rencana yang baik.
Dan… tibalah saat makan siang tersebut. Dan… benarlah apa yang sudah saya pikirkan. Ko Jonny menanyakan pertanyaan yang sudah saya duga sebelumnya: “Jadi Ary, apa rencanamu dalam beberapa waktu ke depan?” Karena saya sudah mempersiapkannya, tentu saya mampu menjelaskan dengan sangat detail rencana hidup saya dalam 3, 5, bahkan 10 tahun ke depan. Kalau saya pikir-pikir lagi sekarang, itu makan siang bersama atau sesi presentasi rencana hidup ya?
Nah, setelah saya selesai memaparkan semua rencana tersebut, Ko Jonny terdiam beberapa detik, yang saya pikir terpukau dengan perencanaan hidup saya yang sangat jelas dan sistematis. Tetapi kemudian, sebuah kalimat singkat, yang mengubah cara berpikir saya, meluncur dari mulut Ko Jonny. Ini yang Ko Jonny katakan: “Ary, rencana kamu itu sangat matang, sistematis, dan tampak sempurna. Pertanyaan saya satu: Kalau rencanamu sudah sedemikian sempurnanya, terus Tuhan ngapain, masih adakah ruang buat Tuhan terlibat?”
Kalimat itu seperti petir yang menyambar di siang bolong, saya berhenti makan dan pertobatan terjadi.
Dalam menghidupi Discipleship Journey, baik saat dimuridkan ataupun memuridkan, Saudara pernah mengalami peristiwa seperti saya? Saudara merasa begitu hebat dengan kemampuan Saudara untuk merencanakan segala sesuatu dengan sangat detail, sehingga ketika ada rencana yang tidak berjalan dengan baik, Saudara menjadi frustrasi dan cenderung menimpakan kesalahan kepada orang lain. Atau sebaliknya, Saudara pernah tertekan karena tidak mampu menjalankan apa yang telah direncanakan oleh pemimpin Saudara, karena Saudara sedang berfokus kepada hal-hal personal dalam hidup Saudara.
Tahukah Saudara, persamaan antara orang yang merasa superior atau sombong dengan yang merasa inferior atau minder? Persamaannya adalah sama-sama merasa tidak perlu Tuhan dalam menjalani Discipleship Journey-nya. Dengan kata lain, untuk menjalankan fungsi sebagai pemurid, kita melihat perencanaan strategis, termasuk prosedur implementasinya, SOP misalnya, sebagai tujuan untuk dicapai dan lupa pada tujuan sesungguhnya, yaitu bagaimana kehidupan kita dan orang-orang yang kita muridkan mengalami perubahan semakin serupa dengan Kristus. Sampai di titik ini, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, apakah saya masih mengasihi mereka. Apakah pemuridan saya dibangun di atas dasar kasih? Jika saya mengerti bahwa saya mulai kehilangan kasih terhadap orang-orang yang saya muridkan karena saya frustrasi dengan perspektif yang salah terhadap perencanaan dan prosedur, apakah saya mampu menanganinya sendiri?
Dalam kehidupan ini, setidaknya ada 3 jenis orang:
1. Yang tidak dapat atau tidak mau digerakkan.
2. Yang mau digerakkan.
3. Penggerak.
Sebagai murid dan pemurid, kita seharusnya adalah tipe orang yang ke-2 dan yang ke-3. Seseorang yang bersedia digerakkan untuk menggerakkan orang lain. Pertanyaannya adalah: “Mengapa Saudara mau digerakkan? Apakah sekedar karena prosedur untuk menjadi Core Team dan DATE Leader menuntut demikian? Atau karena Saudara mengenal dengan baik SIAPA pribadi yang menggerakkan hati Saudara? Demikian juga, “Mengapa Saudara bersedia menggerakkan orang lain atau DATE Members Saudara untuk selangkah demi selangkah lebih mengenal Tuhan melalui Discipleship Journey-nya? Apakah Saudara bergerak karena prosedur atau karena Saudara mengenal hati PENGGERAK Saudara?”
Saat bertekad untuk membangun kembali tembok Yerusalem, Nehemia bertindak dengan alasan yang jelas. Mari kita baca Nehemia 2:11-12 "Maka tibalah aku di Yerusalem. Sesudah tiga hari aku di sana, bangunlah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi.
Nehemia mengerti bahwa tekad bergerak yang muncul dari hatinya adalah karena Tuhan yang memberikannya.
Oleh karena itu, saat orang-orang berhasil digerakkan dan secara bersamaan ada yang menentang, Nehemia benar-benar mengerti bahwa hasil tersebut adalah karena Tuhan.
Nehemia 2:20
Aku menjawab mereka, kataku: "Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!"
Dari apa yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan Nehemia, kita seharusnya dapat belajar: “Siapa Aktor Utama dalam Discipleship Journey Saudara?”
Jika kita percaya bahwa Sang Aktor Utama tersebut adalah Yesus yang adalah KASIH, maka tidak mungkin kita dapat dimuridkan dan memuridkan jika tanpa kasih. Prosedur atau aturan semestinya tidak dilihat sebagai tujuan, melainkan instrumen untuk mengasihi. Jadi, jika Saudara suatu saat mengalami frustrasi karena merasa terhimpit dengan prosedur, mari tarik nafas sejenak, me-revisit alasan kita melakukannya, dan meminta Sang Aktor Utama untuk memainkan peran-Nya. Atau dengan kata lain, jangan terburu-buru membangun rencana solusi atau bertindak sendiri.
Apa yang kita lakukan dalam Discipleship Journey bukanlah untuk Tuhan, tetapi KARENA Tuhan. Amin.
Setelah mempelajari materi ini, berikut ini beberapa pertanyaan untuk panduan diskusi dalam kelompok yang berisi 3-5 orang bersama dengan DATE Leader dan Core Team yang lain.
Selamat berdiskusi. Hikmat Ilahi melingkupi Saudara semua. Tuhan Yesus memberkati!
Mari bergabung dalam salah satu ministry di bawah ini dan melayani bersama para Volunteers lainnya. Untuk informasi lebih detail dan cara daftar silahkan Saudara melihat di aplikasi MyJPCC di bagian
Discover > Let’s Serve
atau klik di tombol di bawah ini.
PRIORITAS PENDAFTARAN KELAS SERVE UNTUK CORE TEAM
Tujuan daripada Core Team adalah dipersiapkan untuk menjadi pemurid / pemimpin berikutnya. Untuk memfasilitasi hal tersebut, maka Core Team diberikan prioritas mendaftar kelas SERVE H-7 (satu minggu) sebelum pendaftaran dibuka kepada seluruh DATE Member. Pendaftaran dapat dilakukan melalui MyJPCC Apps.
JPCC ingin selalu mengetahui perkembangan Saudara dan keluarga saat ini. Agar Gereja bisa memberikan bantuan yang dapat menolong Saudara melewati masa global pandemi COVID-19 ini, mohon pastikan
Saudara (baik DM, CT, DL, DF & HDF) sudah mengisi tautan berikut ini:
Catatan:
Selama pandemi ini masih berlangsung, tautan ini yang akan terus dipakai untuk berhubungan dengan Tim JPCC Peduli Covid-19.