Contact us

DATE MEETING GUIDELINE

DATE adalah komunitas di JPCC yang memuridkan anggotanya (Discipled), menerima apa adanya (Accepted), dipimpin Roh Kudus (Anointed), dilatih tujuan hidupnya (Trained), dan diperlengkapi Firman Tuhan (Equipped). Komunitas DATE yang sehat ditandai dengan perubahan hidup pemimpin dan anggotanya yang semakin menyerupai Kristus serta melahirkan pemurid berikutnya. Dalam pelaksanaannya, DATE menggunakan model Sermon-Based Small Groups, yaitu diskusi kelompok kecil yang berbasis pada khotbah di ibadah Minggu.

PREPARE & PRAY

Sebelum Saudara memulai pertemuan DATE reguler dan memfasilitasi diskusi, persiapkan diri Saudara dengan membaca DATE Meeting Guideline dan Berdoa agar Roh Kudus bekerja untuk mengubahkan setiap orang yang hadir.

"Persiapan adalah ekspresi dari IMAN."

Sermon Summary (SH & UR)

"Iman Yang Teruji"

Pengajaran minggu ini berjudul "Iman yang Teruji" dan mengajak kita memiliki iman yang berani melangkah bagi Tuhan, bahkan dalam situasi penuh risiko dan ketidakpastian. Iman sejati bukanlah sekadar keyakinan pasif, melainkan keberanian untuk mengambil langkah nyata. 


Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, seperti konflik politik dan masalah pribadi, kita sering bertanya, “Mengapa Tuhan diam saat ketidakadilan terjadi?” Namun, Alkitab menunjukkan bahwa justru dalam masa sulit, iman kita diuji dan dimurnikan. Kisah Abraham, Musa, Daud, dan para murid Yesus mengajarkan bahwa iman yang sejati sering kali diuji melalui ketaatan penuh risiko. 


Belajar dari Nabi Habakuk, kita diajak untuk jujur kepada Tuhan dan tetap setia meskipun tidak mengerti rencana-Nya. Habakuk mengeluh langsung kepada Tuhan tentang ketidakadilan, tetapi tetap memilih percaya meskipun jawabannya tidak sesuai harapan. Iman yang sejati bukan bergantung pada hasil, melainkan pada keyakinan akan karakter Allah. 


Iman Kristen bukanlah optimisme buta, tetapi pengharapan pasti dalam Kristus sebagai sumber harapan kita. Meskipun keadaan tidak berubah, kita tetap percaya bahwa Tuhan itu baik. Iman yang teruji berakar pada pengenalan akan Tuhan, bukan pada kenyamanan atau keamanan. 


Pertanyaannya bukanlah "Bagaimana memiliki iman yang tahan uji?" tetapi "Seberapa erat hubunganku dengan Tuhan sehingga aku mengenal karakter-Nya?" Mari kita berdoa agar iman kita tetap kokoh dan berlandaskan pada pribadi dan karakter Yesus.

Sermon Summary (TK)

"Faith is Never Blind"

Iman kita diuji setiap hari, baik kita sadari maupun tidak. Saat menonton TV, menikmati Netflix, atau bahkan pergi ke gereja, kita selalu menghadapi tantangan. Dalam setiap momen, selalu ada peperangan rohani yang terjadi. Meskipun kita tidak melihatnya, ada dunia yang tidak terlihat di balik dunia yang tampak ini. 


Iman Buta vs. Iman Sejati: Jenis Iman Apa yang Kita Butuhkan?

1. Iman kepada Allah yang Besar 

Iman tidak diukur dari seberapa besar masalahnya, tetapi dari seberapa besar Allah kita! 


Allah dapat melakukan apa saja, terlepas dari situasi kita! Mungkin kita merasa kalah jumlah atau merasa tidak cukup kuat, tetapi Allah dapat melakukan banyak hal dengan sedikit yang kita miliki. Bahkan jika kita merasa kalah atau kekurangan kekuatan, ingatlah bahwa Tuhan dapat membuat dua orang lebih kuat dari dua puluh ribu orang! 


Dengan iman, kita melihat dengan mata rohani kita. Di dalam Yesus, kita bukan hanya memiliki identitas baru sebagai orang yang berusaha hidup seperti Kristus, tetapi kita juga memiliki Kristus di dalam kita! 

  • Iman sejati berfokus pada apa yang dijanjikan Tuhan, bukan pada bagaimana cara mencapainya. 
  • Iman buta berfokus pada bagaimana mencapai janji tanpa benar-benar memahami apa yang Tuhan janjikan. 


Iman bukanlah iman buta. Iman kita didasarkan pada Firman Tuhan dan pada pribadi yang mengucapkan firman tersebut. Bahkan ketika Tuhan tidak berbicara secara langsung, Dia ingin kita mengambil inisiatif! Tuhan telah memberi kita akal dan kemampuan untuk mengambil keputusan serta menghadapi setiap situasi. 


2. Iman Mengambil Inisiatif

Kita cenderung mencari jalan yang mudah, dan saat semuanya berjalan lancar, kita mengucap syukur dan merasa Tuhan menyertai kita. Namun, jalan yang mudah bukanlah jalan iman! Kita mungkin merasa ragu dan terlalu banyak berpikir tentang masalah yang kita hadapi. 


Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan kita. Oleh karena itu, kita perlu menyerahkan jalan kita kepada Tuhan dan menyerahkan rencana, keputusan, serta tindakan kita kepada-Nya. Jangan hidup dalam penjara pikiran, tetapi hiduplah dalam kemuliaan dan kemenangan Tuhan! 


3. Iman Adalah Ketekunan 

Ketekunan tidak terjadi di awal—ketekunan terjadi ketika kita tidak menyerah. Kebanyakan orang menyerah sebelum terobosan terjadi. 


Ingatlah, terobosan tidak ada pada langkah pertama, tetapi pada langkah terakhir. Terkadang kita harus berani melangkah, bahkan ketika terlihat bodoh atau situasinya tidak mendukung. Ketika semuanya terasa sulit, jangan langsung berpikir bahwa kita salah—tetaplah bertahan dan bertekun. Tuhan akan memberi kita damai sejahtera, kemenangan, dan terobosan saat kita berdiri teguh dalam iman. 

QUOTES:

Faith is a reasoned trust in the character of God.

SUPPORTING VERSES:

Roma 1:17 (TB), Habakuk 2:4 (ESV & TB), Habakuk 1:1-4 (BIMK), Habakuk 1:5-11 (BIMK), Habakuk 1:12-17 (BIMK), Habakuk 2:1-3 (BIMK), Habakuk 3:17-18 (TB), Daniel 3:16-18 (BIMK), Roma 15:13 (TSI), Ibrani 11:39 (TSI), Ibrani 11:40 (TB), 2 Korintus 4:16-18 (PBTB2)

PERTANYAAN DISKUSI OIA:

Mari menggali firman Tuhan dan semakin mengenal Dia dengan pertanyaan OIA (Observasi, Interpretasi, Aplikasi). Saudara dapat memilih/menyesuaikan


Pertanyaan Pembuka:

  1. Satu hal apa yang berbicara secara pribadi kepada Saudara dari khotbah minggu lalu?
  2. Mengapa hal tersebut berbicara secara pribadi dalam hidup Saudara?
  3. Bagaimana rencana tindak lanjut Saudara setelah belajar dari khotbah minggu lalu?


Latihan OIA - Habakuk 1-3 TB

Konteks:

Habakuk adalah seorang nabi yang hidup pada akhir abad ke-7 SM, di masa Yehuda dipenuhi korupsi, ketidakadilan, dan kemerosotan spiritual. Ia bergumul dengan pertanyaan mengapa Tuhan membiarkan kejahatan merajalela dan mengapa Tuhan memakai bangsa Babel yang lebih jahat sebagai alat penghukuman. Dalam dialognya dengan Tuhan, Habakuk belajar bahwa Tuhan tetap berdaulat atas sejarah, dan pada waktunya, kejahatan akan dihukum. Namun, kunci untuk bertahan bukanlah dengan mengandalkan pemahaman manusia, melainkan dengan hidup oleh iman (Habakuk 2:4). Kitab ini terbagi menjadi tiga bagian utama: pasal 1 berisi keluhan Habakuk, pasal 2 adalah jawaban Tuhan tentang hukuman atas Babel, dan pasal 3 adalah doa serta pujian Habakuk yang menunjukkan pertumbuhan imannya. Meskipun keadaan tidak berubah, Habakuk memilih untuk percaya kepada Tuhan dan bersukacita dalam-Nya (Habakuk 3:17-19). Dari kitab ini, kita belajar bahwa iman sejati adalah mempercayai Tuhan sepenuhnya, bahkan saat rencana-Nya sulit dipahami, karena Dia tetap berdaulat dan layak disembah.


Observasi

  1. Apa saja keluhan utama yang Habakuk sampaikan kepada Tuhan dalam pasal 1? Jika kita membandingkan keluhan pertama (1:2-4) dan keluhan kedua (1:12-17), bagaimana perubahan fokusnya, dan apa yang hal ini tunjukkan tentang pergumulan Habakuk?
  2.  Bagaimana karakter bangsa Kasdim (Babel) yang Tuhan gunakan sebagai alat penghukuman? Berdasarkan Habakuk 1:5-11, bagaimana Tuhan menggambarkan mereka, dan mengapa ini menjadi tantangan besar bagi pemahaman iman Habakuk?
  3. Habakuk 2:4 berbicara tentang “orang benar akan hidup oleh imannya.” Dalam konteks Habakuk, apa yang sedang Tuhan ajarkan kepada nabi ini? Bagaimana kontras antara “orang benar” dan “orang yang membusungkan diri” di ayat yang sama?
  4. Bagaimana nada atau sikap Habakuk berubah dari pasal 1 ke pasal 3? Apa yang bisa kita pelajari dari cara Habakuk menutup doanya dalam Habakuk 3:16-19 dibandingkan dengan awal kitab?
  5. Di Habakuk 3:17-19, nabi menyatakan imannya kepada Tuhan meskipun kondisi sekitarnya tidak berubah. Jika kita melihat konteks pertanian dan ekonomi pada zaman itu, mengapa pernyataan ini sangat radikal?

Interpretasi

  1. Tuhan menggunakan bangsa Babel yang jahat untuk menghukum Yehuda (Habakuk 1:5-11). Apa yang hal ini ajarkan tentang kedaulatan Tuhan? Bagaimana kita bisa tetap percaya kepada-Nya saat cara-Nya sulit kita pahami?
  2. Habakuk 2:4 mengatakan, "Orang benar akan hidup oleh imannya." Bagaimana hal ini menunjukkan bahwa hidup kita sepenuhnya bergantung pada karakter dan kedaulatan Tuhan? Bagaimana konsep ini ditegaskan kembali dalam Perjanjian Baru (Roma 1:17, Galatia 3:11, Ibrani 10:38)?
  3. Di pasal 3, Habakuk beralih dari keluhan menjadi penyembahan. Bagaimana perubahan ini menunjukkan pengakuan akan kedaulatan Tuhan? Bagaimana kita bisa meneladani iman Habakuk ketika menghadapi situasi sulit?


Relevansi

Kitab Habakuk relevan bagi orang percaya masa kini, terutama saat menghadapi ketidakadilan, penderitaan, atau situasi yang sulit dipahami. Seperti Habakuk yang mempertanyakan mengapa Tuhan seolah diam saat kejahatan merajalela, kita pun sering bertanya mengapa Tuhan membiarkan kesulitan terjadi dalam hidup kita. Namun, Tuhan menunjukkan bahwa Dia tetap berdaulat atas segala sesuatu, meskipun cara-Nya tidak selalu sesuai dengan pemahaman manusia. Ketika menghadapi krisis, kehilangan, atau pergumulan hidup lainnya, kita dipanggil untuk hidup oleh iman (Habakuk 2:4) – percaya kepada Tuhan meskipun solusi belum terlihat. Habakuk mengajarkan bahwa iman sejati tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada karakter Tuhan yang setia. Seperti Habakuk yang akhirnya memilih untuk bersukacita dalam Tuhan meskipun keadaan tidak berubah (Habakuk 3:17-19), kita pun diajak untuk tetap percaya bahwa Tuhan memegang kendali atas hidup kita dan rencana-Nya selalu yang terbaik


Aplikasi

Pernahkah Saudara mengalami situasi di mana Tuhan tampaknya diam atau rencana-Nya sulit dipahami? Bagaimana cara kita bisa meneladani iman Habakuk agar tetap bersukacita dan percaya kepada Tuhan, bahkan ketika keadaan tidak berubah?


Catatan

Saudara dapat memilih beberapa pertanyaan di atas sesuai kebutuhan pada saat memfasilitasi diskusi di dalam DATE, tidak harus menanyakan semua pertanyaan.


Catatan: 

"Saudara dapat memilih beberapa pertanyaan di atas sesuai kebutuhan pada saat memfasilitasi diskusi di dalam DATE, tidak harus menanyakan semua pertanyaan."

Treasures Girls Fest
Para wanita muda yang sedang belajar hidup semakin mandiri, meniti karir, berkuliah, dan bahkan masih SMA, sedang menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Mencari jati diri di tengah standar dunia yang terus berubah, dapat membuat mereka terjebak dalam membandingkan diri. Maka itu, JPCC mengadakan Treasures Girls Fest (TGF) di UpperRoom tanggal 24 Mei 2025 mendatang. Setiap peserta akan dikuatkan oleh firman Tuhan, sehingga dapat semakin bertumbuh dalam identitas dan tujuan hidupnya di dalam Kristus. Pendaftaran TGF tersedia di www.treasuresgirls.com.

Informasi Kantor JPCC

Kantor JPCC libur/tidak beroperasi terkait Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025, pada tanggal 28 Maret sampai dengan 7 April 2025 dan akan kembali beroperasi pada hari Selasa, 8 April 2025. Bila Anda ingin bertanya maupun memerlukan pelayanan lebih lanjut, Anda dapat mengirimkan email kepada contact@jpcc.org dan kami akan segera melayani kembali mulai Selasa, 8 April 2025.

Engaging The Bible Class

Apa yang menjadi fondasi hidup Saudara? Mari miliki fondasi hidup yang benar, berdasarkan Firman Tuhan. Di kelas Engaging the Bible (ETB), Saudara akan diperlengkapi untuk semakin mengerti dan mencintai Alkitab. Kelas ETB selanjutnya akan diadakan di bulan April dan Mei mendatang. Saudara dapat mendaftarkan diri di MyJPCC App - Classes untuk dapat mengikuti.

Yakobus 5:16 TB 

“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”



Ajak setiap anggota DATE untuk berbagi pokok doa yang spesifik agar dapat didoakan bersama. Setelah itu, luangkan waktu untuk berdoa bagi kesejahteraan kota Jakarta dan Tangerang, memohon perlindungan dan damai sejahtera bagi masyarakat. Doakan juga bangsa dan negara Indonesia, serta para pemimpin di pemerintahan pusat maupun daerah, agar diberikan hikmat dalam mengambil keputusan yang selaras dengan kehendak Tuhan.

Share by: