DATE MEETING GUIDELINE
DATE adalah komunitas di JPCC yang memuridkan anggotanya (Discipled), menerima apa adanya (Accepted), dipimpin Roh Kudus (Anointed), dilatih tujuan hidupnya (Trained), dan diperlengkapi Firman Tuhan (Equipped). Komunitas DATE yang sehat ditandai dengan perubahan hidup pemimpin dan anggotanya yang semakin menyerupai Kristus serta melahirkan pemurid berikutnya. Dalam pelaksanaannya, DATE menggunakan model Sermon-Based Small Groups, yaitu diskusi kelompok kecil yang berbasis pada khotbah di ibadah Minggu.
PREPARE & PRAY
Sebelum Saudara memulai pertemuan DATE reguler dan memfasilitasi diskusi, persiapkan diri Saudara dengan membaca DATE Meeting Guideline dan Berdoa agar Roh Kudus bekerja untuk mengubahkan setiap orang yang hadir.
"Persiapan adalah ekspresi dari IMAN."
From Rows to Circles
Ps. Jeffrey Rachmat
Di era teknologi saat ini, generasi kita disebut sebagai generasi yang paling terhubung karena adanya internet dan media sosial. Namun ironisnya, kita juga dikenal sebagai generasi yang paling kesepian. Meski handphone kita dipenuhi dengan chats dan likes, tidak berarti ada koneksi yang sejati. Firman Tuhan sejak awal menyatakan bahwa tidak baik manusia hidup seorang diri. Untuk memenuhi panggilan dan tujuan hidup kita, kita membutuhkan orang lain. Yesus menegaskan dalam Injil Matius bahwa kita harus mengasihi dan mengenal Tuhan terlebih dahulu, karena kasih Tuhan itulah yang mendorong kita untuk mengasihi sesama.
Gereja mula-mula menjadi teladan bagaimana hidup dalam komunitas yang sehat.
- Pertama, mereka tekun belajar, haus akan firman, setia dalam doa, perjamuan, serta bersyukur atas hal-hal kecil sambil berfokus pada apa yang Tuhan sedang kerjakan.
- Kedua, mereka peduli dan berbagi, menyalurkan kasih lewat empati dan kepedulian, tidak hanya berfokus pada diri sendiri.
- Ketiga, mereka membangun fellowship dan worship, komunitas yang saling menguatkan, seperti awak kapal yang bergerak dengan tujuan, tantangan, dan wadah yang sama. Hal ini menegaskan pentingnya keterlibatan aktif dalam kelompok kecil, bukan sekadar hadir sebagai penonton.
- Keempat, mereka terus bertumbuh, sebab pertumbuhan sejati terjadi secara alami ketika seseorang tertanam dalam komunitas yang sehat—baik secara vertikal (hubungan dengan Tuhan) maupun horizontal (hubungan dengan sesama).
Kitab Kisah Para Rasul juga menggambarkan empat karakter gereja mula-mula yang dapat kita teladani: tekun, sehati, gembira, dan tulus hati. Karakter inilah yang seharusnya kita bawa dalam setiap persekutuan. Hari Minggu kita mungkin duduk dalam barisan (rows), namun di luar itu kita dipanggil untuk membentuk
circles—komunitas yang saling mendukung, menguatkan, dan menolong satu sama lain untuk bertumbuh dalam hubungan yang sehat dengan Tuhan dan dengan sesama.
It's in the House
Ps. Mike Kai
Kisah janda dalam 2 Raja-raja 4:1–7 mengajarkan bahwa mujizat sering kali dimulai dengan apa yang sudah Tuhan tempatkan dalam hidup kita. Ketika Elisa bertanya apa yang dimiliki janda itu di rumahnya, ia menjawab, “Tidak ada apa-apa, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.” Sering kali kita pun merasa tidak punya cukup, tetapi Tuhan mengingatkan kita untuk tidak meremehkan hal-hal kecil. Benih dari terobosan kita mungkin sudah ada di tangan kita, dan Tuhan senang memakai permulaan yang kecil untuk menghasilkan hal-hal besar.
Kedua, kisah ini menantang kita untuk percaya besar, bukan kecil. Elisa meminta janda itu mengumpulkan sebanyak mungkin bejana kosong, dan ketika ia taat, Tuhan memenuhi semuanya. Iman menuntut tindakan; iman bukanlah iman sampai kita melangkah dan melakukan sesuatu, bahkan ketika tidak masuk akal. Kita dipanggil untuk mencoba hal-hal besar bagi Tuhan dan tidak membatasi apa yang dapat Dia lakukan. Sesuai iman kita, demikianlah akan terjadi, jadi jangan mengecilkan mimpi kita atau meremehkan kuasa Tuhan.
Janda itu juga harus menciptakan lingkungan yang tepat. Elisa menyuruhnya menutup pintu dan menuang minyak itu secara pribadi. Demikian pula, kita harus menutup pintu terhadap hal-hal negatif, keraguan, dan kegagalan masa lalu, lalu membangun suasana iman dan pengharapan. Terobosan sering terjadi ketika kita dikelilingi orang-orang yang juga percaya bersama kita, dan ketika kita terus bertahan tanpa menyerah sebelum mujizat datang.
Mujizat benar-benar terjadi ketika ia mulai menuang. Saat ia menuangkan minyak, Tuhan terus memenuhi hingga setiap bejana penuh. Demikian juga kita: ketika kita mencurahkan hidup kita—waktu, talenta, dan kasih—Tuhan akan terus memenuhi dan melipatgandakan. Kita dipanggil untuk mencari “bejana-bejana kosong” di sekitar kita, yaitu orang-orang yang terluka dan membutuhkan sentuhan Tuhan, dan menuangkan hidup kita bagi mereka. Penyediaan dan mujizat akan terus mengalir selama kita terus menuang.
Akhirnya, kisah ini menunjuk kepada Yesus Kristus, yang membayar harga terbesar untuk membatalkan hutang dosa kita dan memberikan keselamatan. Gereja adalah bejana pilihan Tuhan untuk menyatakan hikmat-Nya dan membawa kasih karunia-Nya kepada dunia. Gereja itu penting, kekal, dan tidak dapat dikalahkan—Yesus berjanji bahwa Ia akan membangun gereja-Nya dan alam maut tidak akan menguasainya (Matius 16:18). Melalui gereja, Tuhan ditinggikan, umat-Nya diperlengkapi, dan pesan-Nya diperluas ke segala bangsa.
Walk it Out
Ps. Lisa Kai
Hidup sering kali membawa rasa sakit, kegagalan, dan krisis—baik melalui kehilangan, pengkhianatan, kekecewaan, atau tantangan yang tak terduga. Di saat-saat seperti itu, kita dihadapkan pada pilihan: berjalan bersama Tuhan atau berjalan sendirian. Kisah Ayub menunjukkan bahwa sekalipun segalanya diambil darinya dan penderitaan terasa begitu berat, memilih untuk tetap berjalan bersama Tuhan mendatangkan pemulihan dan berkat. Ayub tidak selalu mendapat jawaban langsung atas pertanyaannya, tetapi ia mengalami hadirat Tuhan—dan itu mengubah segalanya.
Untuk berjalan bersama Tuhan, ada tiga hal yang perlu kita lakukan.
1. Pertama, jangan pernah meninggalkan-Nya. Saat kita terluka, dikhianati, atau tergoda untuk menyerah, kita harus menolak untuk membalas dendam, menyimpan kepahitan, atau lari dari Tuhan. Respon kita, bukan keadaan kita, yang menentukan masa depan kita.
2. Kedua, dibiarkan segar kembali oleh Firman Tuhan. Seperti Ayub yang mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan dan menemukan kekuatan melalui doa serta penyataan dari Tuhan, kita pun bisa diperbarui dengan berpegang pada Firman dan diingatkan akan kesetiaan-Nya. 3. Ketiga, tinggallah di dalam Dia. Yesus berkata dalam Yohanes 15:4 bahwa di luar Dia kita tidak dapat menghasilkan buah. Tinggal di dalam Kristus berarti tetap terhubung melalui doa, firman, dan persekutuan dengan umat Tuhan.
Kisah Ayub berakhir dengan pemulihan—Tuhan memberkatinya lebih besar di kemudian hari daripada di awal hidupnya. Demikian juga, jika kita terus berjalan bersama Tuhan, tidak menyerah, terus diperbarui oleh Firman-Nya, dan tinggal di dalam Dia, maka Tuhan akan membawa kesembuhan, pertumbuhan, dan buah yang indah dari setiap rasa sakit yang kita alami.
QUOTES:
-
SUPPORTING VERSES:
Matius 22:36-39 (TB), Kisah 2:41-47 (TB), Yesaya 43:18-19 (TB), Keluaran 3:7-8 (TB), Ibrani 2:18 (TB), Galatia 6:2 (TB)
PERTANYAAN DISKUSI OIA:
Mari menggali firman Tuhan dan semakin mengenal Dia dengan pertanyaan OIA (Observasi, Interpretasi, Aplikasi). Saudara dapat memilih/menyesuaikan
Pertanyaan Pembuka:
- Satu hal apa yang berbicara secara pribadi kepada Saudara dari khotbah minggu lalu?
- Mengapa hal tersebut berbicara secara pribadi dalam hidup Saudara?
- Bagaimana rencana tindak lanjut Saudara setelah belajar dari khotbah minggu lalu?
Latihan OIA - Kisah Para Rasul 2:41-47 TB
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Konteks:
Setelah peristiwa Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan dan Petrus berkhotbah dengan kuasa sehingga sekitar tiga ribu orang bertobat dan dibaptis. Dari titik inilah lahir sebuah komunitas baru yang disebut jemaat mula-mula. Mereka berasal dari berbagai latar belakang budaya dan bahasa, tetapi dipersatukan oleh iman kepada Kristus. Kehidupan sehari-hari jemaat ini digambarkan penuh dengan kesungguhan: mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, doa, persekutuan, saling berbagi harta sesuai kebutuhan, serta makan bersama dengan sukacita dan ketulusan hati. Gambaran ini menunjukkan bahwa iman Kristen sejak awal tidak pernah dimaksudkan untuk dijalani sendiri, melainkan dalam sebuah komunitas yang hidup, saling memperhatikan, dan berpusat kepada Allah.
Observasi:
- Apa yang dilakukan orang banyak setelah mereka menerima perkataan Petrus dan dibaptis? (ay. 41)
- Dalam hal apa saja jemaat mula-mula bertekun setiap hari? (ay. 42)
- Bagaimana cara jemaat mula-mula memperlakukan kepunyaan mereka? (ay. 44–45)
- Bagaimana suasana hati jemaat ketika beribadah dan makan bersama setiap hari? (ay. 46)
- Apa yang Tuhan lakukan terhadap jemaat melalui kehidupan bersama mereka? (ay. 47)
Interpretasi:
- Mengapa kebersamaan yang ditandai dengan pengajaran, doa, dan berbagi harta begitu penting dalam membangun komunitas iman yang sehat?
- Bagaimana kehidupan jemaat mula-mula menunjukkan bahwa Allah sendiri hadir dan bekerja melalui komunitas, bukan hanya melalui individu?
Relevansi:
Kita pun membutuhkan komunitas iman untuk bertumbuh, sebab melalui doa bersama, belajar firman, dan dukungan sesama, iman kita menjadi lebih kokoh. Sikap mereka yang rela berbagi menantang kita untuk tidak terikat pada harta, melainkan memakai berkat Tuhan untuk menolong sesama. Sukacita dan ketulusan hati mereka juga menjadi teladan bagi kita dalam membangun relasi yang sehat dan penuh kasih. Lebih dari itu, kehidupan mereka menjadi kesaksian yang menarik banyak orang untuk percaya kepada Kristus — hal yang juga bisa terjadi melalui komunitas kita hari ini bila kita sungguh hidup dalam kasih, kepedulian, dan kebersamaan.
Aplikasi:
- Apa langkah nyata yang bisa saya lakukan minggu ini untuk lebih terlibat aktif dan membawa berkat dalam komunitas iman saya?
- Bagaimana komunitas kami bisa menjadi kesaksian nyata yang membuat orang lain merasakan kasih Kristus?
Catatan:
Saudara dapat memilih beberapa pertanyaan di atas sesuai kebutuhan pada saat memfasilitasi diskusi di dalam DATE, tidak harus menanyakan semua pertanyaan.
Donor Darah di The Kasablanka
JPCC Foundation akan mengadakan Donor Darah, bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Majalengka. Acara ini diselenggarakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan pada: Minggu, 21 September 2025, pkl. 08.00–13.30 WIB di The Kasablanka Lantai 3 (Foyer Milan). Pendaftaran tersedia di MyJPCC App pada tanggal 1 s.d. 10 September 2025. Untuk mengikuti donor darah, silakan membaca Syarat dan Ketentuan selengkapnya: https://jpcc.me/syaratketentuan_donordarah
Penambahan Ibadah JPCC Kids & JPCC Youth
Mulai 14 September 2025, JPCC Kids akan memiliki penambahan jam ibadah di UpperRoom, khususnya di Service ke-2 pada pkl. 12.45 WIB, untuk kelas berikut: Baby Class (0-2 tahun), Little Heaven Toddler (2-4 tahun), dan Little Heaven Kindergarten (K1 & K2). Kemudian, JPCC Youth akan tersedia ada di Service ke-3 Sutera Hall dan The Kasablanka pkl. 12.15 WIB. Informasi pendaftaran tersedia di jpcc.org/joinsundayservice.
Kelas SERVE Kini Hadir Secara Online
Mau jadi berkat bagi orang lain? Mari mulai dengan mengikuti kelas SERVE. Sdr. akan mendapatkan pengajaran yang akan mempersiapkan Sdr. untuk melayani. Kini, kelas SERVE tersedia secara online dan bisa dilakukan mandiri oleh peserta. Pendaftaran senantiasa dibuka di MyJPCC App - Classes. Untuk mengikuti kelas ini, Sdr. perlu menyelesaikan kelas PLANT. Dengan menyelesaikan kelas SERVE, Sdr. bisa bergabung melayani bersama Ministry di JPCC. Berikut FAQ terkait kelas Serve: jpcc.org/faqserve.
Yakobus 5:16 TB
“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
Ajak setiap anggota DATE untuk berbagi pokok doa yang spesifik agar dapat didoakan bersama. Setelah itu, luangkan waktu untuk berdoa bagi kesejahteraan kota Jakarta dan Tangerang, memohon perlindungan dan damai sejahtera bagi masyarakat. Doakan juga bangsa dan negara Indonesia, serta para pemimpin di pemerintahan pusat maupun daerah, agar diberikan hikmat dalam mengambil keputusan yang selaras dengan kehendak Tuhan.