Contact us

MENGHIBUR TEMAN YANG BERDUKA

Dr. Sandersan (Sandy) Onie, Yoice Leonora, Ps. Kenny Goh & drg. Jessica F. Nilam • Feb 08, 2021
Panduan

Anda baru saja menerima suatu pesan singkat atau mendengar suara yang gemetar dalam suatu panggilan telepon – tiba-tiba, seseorang yang Anda kasihi terlempar ke dalam salah satu musim tersulit dalam hidup mereka, musim berduka. Dengan atau tanpa peringatan, musim ini adalah waktu yang penuh tantangan. Sebagai catatan, walaupun artikel ini ditujukan untuk menghibur pribadi-pribadi yang ditinggalkan oleh orang yang mereka kasihi, artikel ini juga dapat diaplikasikan untuk situasi lainnya, seperti kehilangan suatu hubungan atau sebuah perceraian.


Untuk mereka yang sedang berduka, orang-orang di sekitar mereka dapat mempengaruhi bagaimana mereka keluar dari musim tersebut. Sebagai orang-orang terdekat, bagaimana kita berinteraksi dengan mereka, apa yang kita katakan, kesensitifan kita terhadap perasaan mereka, dapat memberikan pengaruh yang besar kepada durasi dan intensitas dari proses berduka mereka. Sayangnya, maksud baik seringkali tidak cukup. Tidak jarang ketika ingin membantu mereka, kita malah memperburuk situasi dan memperumit rasa duka mereka. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk kita mengerti apa yang dapat membantu dan apa yang tidak.


Tujuan dari artikel ini adalah untuk membantu Anda dalam membantu orang yang Anda kasihi yang sedang berduka. Kami mengerti, saat kita melihat mereka menderita bisa membuat kita sangat frustrasi. Kami ingin membantu Anda memahami lebih baik apa yang sedang mereka lalui dan bagaimana cara terbaik untuk mendukung mereka.

Mengapa kita berduka?

Sebagai permulaan, adalah sangat berguna bagi kita untuk mengetahui apa tujuan akhir dari berduka. Ada begitu banyak tujuan, namun dua hal yang paling penting di antaranya adalah untuk mereka dapat memiliki penutup untuk hubungan mereka dengan orang yang mereka kasihi dan melanjutkan hidup mereka dengan cara yang sehat dan fungsional. Hal ini adalah proses yang alami dan sehat. Melangkahi proses berduka ini bisa membahayakan untuk jangka waktu panjang.


Penutupan adalah proses yang sangat rumit, tapi cara kerjanya seperti menyortir sebuah album foto. Ketika kita menyortir album-album foto cetak lama, mereka tersimpan dalam berkas-berkas yang besar. Kita perlu membawa mereka keluar, dan saat kita buka lembaran halamannya, gelombang kenangan akan kembali. Beberapa adalah yang sangat membahagiakan, lainnya memicu rasa sedih yang dalam. Dengan cara yang sama, ketika seseorang yang kita kasihi meninggal, kita juga menyortir semua perasaan, kenangan, dan pengalaman kita. Pada akhir kedua proses tersebut, kita menutup buku, dan mulai membuat memori-memori yang baru.


Penutupan tidak dapat dihitung dengan suatu algoritma matematika. Hal ini bukanlah suatu perihal pikiran di kepala namun lebih pada suatu urusan hati. Penutupan merupakan proses individual yang sangat mendalam dan tidak dapat dipaksakan atau diburu-buru. Semua emosi manusia tidak memiliki jadwal waktu tertentu dan proses berduka tidak dapat diberikan suatu tenggat waktu. Itulah sebabnya yang terbaik yang dapat kita lakukan untuk orang yang kita kasihi adalah mendukung, dan bukan memaksa mereka.


Berduka bukanlah untuk mereka melupakan rasa sakit – tahun-tahun bisa berlalu dan dengan tiba-tiba sebuah gelombang rasa sedih menghantam kita, itu normal. Berduka berarti terus membangun hubungan-hubungan yang sehat, berbuah dalam pekerjaan yang kita lakukan, dan tidak secara terus-menerus disiksa oleh emosi-emosi yang negatif. Secara ironis, untuk itu bisa terjadi di masa mendatang, mereka seringkali harus terlebih dahulu menanggung semua emosi negatif untuk mencapai penutupan.


Alasan lain kita berduka adalah karena itu merupakan suatu reaksi yang alami ketika kita kehilangan seseorang atau sesuatu yang sangat kita kasihi. Pikiran dan perasaan bahwa tidak dapat melihat orang-orang yang dikasihi lagi, kebahagiaan ketika bersama mereka, penyesalan karena apa yang pernah atau belum dikatakan dan dilakukan, bisa datang seperti gelombang pasang. Untuk seseorang yang sedang berduka, mereka bisa jadi sering berpikir tentang ‘apa jadinya jika’ dan berbagai situasi hipotetikal. Semua pemikiran dan perasaan ini datang meledak-ledak, dan bagian yang sehat dari berduka adalah merasakan dan mengalami semua emosi ini.


Perlu diperhatikan bahwa tujuan berduka itu berguna untuk kita ketika kita membantu orang-orang yang sedang berduka, namun belum tentu bermanfaat bagi orang-orang yang sedang berduka itu untuk mengetahuinya selama proses berduka berlangsung. Contohnya, gagasan tentang melanjutkan hidup sehingga mereka dapat berfungsi secara sehat, itu berguna untuk kita dalam menuntun mereka; namun bagi mereka yang sedang berduka, memegang erat rasa sakit yang ada itu membuat mereka berpikir seakan-akan mereka sedang menjaga setiap ingatan tetap hidup, maka mereka belum mau untuk beranjak.


Apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu dihindari:

Mengetahui bahwa ada orang-orang yang mendengarkan kita, mengasihi dan menjaga kita tanpa syarat, bisa mengurangi beban berat yang kita pikul. Sesuai pengalaman saya, memiliki seseorang yang menangis bersama adalah sesuatu yang sangat membantu. Dengan cara yang sederhana memberitahu mereka bahwa Anda ada di sana – baik mereka sedang mau mengobrol atau tidak – membantu mereka berbagi beban yang mereka tanggung. Tidak lama setelah menerima berita kehilangan, banyak orang akan berada dalam keadaan tergoncang. Di titik ini, cara membantu yang paling efektif adalah hanya dengan memberitahukan kepada mereka bahwa kita ada untuk mereka. Membantu seseorang yang sedang berduka itu seperti mengetuk pintu, Anda hanya akan dapat berinteraksi sejauh mereka membiarkan Anda masuk – kita tidak dapat memaksakan masuk dalam hidup seseorang.


Karena artikel ini ditulis di masa pandemi COVID – 19, kita mendengar berita orang-orang meninggal setiap harinya. Meski demikian, kita tidak dapat berjumpa langsung dengan orang lain. Walaupun bertemu langsung lebih disukai, kita tidak harus bertemu tatap muka dengan orang lain untuk dapat membantu mereka, selama mereka diingatkan bahwa mereka ada dalam pikiran kita. Kesepian dan isolasi bisa muncul dengan sangat cepat, maka mereka butuh pengingat bahwa kita hadir. Sebuah telepon atau pesan singkat bisa bekerja dengan fantastis. Akan tetapi, kita juga perlu sensitif dan penuh hormat bila mereka butuh ruang.


Sementara kita jangan pernah memaksa mereka untuk terbuka, penting untuk memberitahu mereka bahwa kita ada untuk mendengar mereka sekiranya mereka mau berbicara soal kehilangan yang mereka alami. Jika mereka memilih untuk berbagi, mereka mungkin memulai dengan berbicara tentang orang yang mereka kasihi yang sudah meninggal. Seperti dicatat di atas, ini adalah proses yang sehat, maka dari itu jangan hentikan mereka. Mereka mungkin mengulang cerita yang sama lagi dan lagi, yang juga adalah proses yang normal ketika berduka – sama halnya dengan bagaimana kita seringkali perlu membaca sesuatu berulang-ulang sampai akhirnya masuk akal. Perlihatkan ketertarikan yang sungguh-sungguh karena berbagi adalah bagian dari proses penyembuhan mereka.


Ketika mereka memulai terlebih dahulu, bicaralah tentang orang yang meninggal dunia dan jangan mengalihkan pembicaraan ketika nama orang yang meninggal tersebut disebut. Dan ketika saatnya tepat, tanyakan pertanyaan yang sensitif – tanpa terlihat seperti mau ikut campur – yang mengundang orang yang sedang berduka tersebut untuk secara terbuka mengekspresikan semua perasaan mereka. Dengan hanya menanyakan. “Apakah Anda sedang ingin mengobrol?” , Anda sedang memberitahu orang yang Anda kasihi bahwa Anda ada untuk mendengarkan.


Hadir bukan berarti memberikan nasehat. Kenyataannya, bila kita mengutamakan kesejahteraan mereka, kita hanya akan berbicara ketika diperlukan. Mendengarkan nasehat ketika mereka tidak siap dapat sangat amat merusak. Mungkin nasehat yang diberikan adalah nasehat yang baik namun diberikan di waktu yang salah. Oleh karena itu, bila mereka memilih untuk berbagi, pastikan kita bertanya kepada mereka apa yang mereka perlukan, contohnya, apakah mereka hanya butuh kita untuk mendengarkan – yang perlu kita utarakan dengan jelas bahwa itu baik-baik saja – atau jika mereka perlu mendengar pendapat kita. Lebih sering, mereka hanya ingin kita mendengarkan.


Lebih jauh lagi, jangan menghakimi atau mengkritik mereka karena apa yang mereka katakan atau pikirkan pada saat itu. Ketika seseorang berduka, banyak emosi yang rumit bisa muncul – terutama ketika mereka memiliki hubungan yang rumit dengan orang yang meninggal. Bagi banyak orang, mempertanyakan nilai-nilai yang mereka pegang atau menyalahkan orang lain adalah hal yang lumrah di saat trauma yang mendalam. Tidak ada panduan yang pasti, namun sebagai aturan praktisnya, adalah yang terbaik untuk berbincang di waktu yang jauh di depan, usai mereka memproses kehilangan mereka dan sudah tenang. Dengan catatan tersebut, jangan memaksa mereka untuk melihat hal-hal positif atau beranjak dengan lebih cepat. Mengucapkan hal-hal seperti ‘Anda perlu melanjutkan hidup’ , ‘Ini adalah bagian dari rencana Tuhan’ , atau ‘Anda seharusnya melakukan ini atau itu’, ‘Tuhan sangat sayang sama dia sehingga dipanggil pulang’ bisa jadi tidak membantu sama sekali, terutama langsung setelah kejadian atau saat proses pemakaman. Biarkan mereka mengambil waktu untuk memproses kehilangan mereka.


Satu hal lain yang kita dapat lakukan adalah menawarkan bantuan praktis, contohnya memasak untuk mereka, menjaga anak-anak mereka, dan berbelanja keperluan rumah tangga. Khususnya bagi individual yang memiliki banyak tanggung jawab seperti orang tua muda, bantuan ini dapat sangat membantu. Proses berduka dapat berlanjut sampai beberapa periode waktu. Pastinya proses ini akan berlanjut setelah pemakaman selesai. Proses ini mungkin akan berlangsung selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Pastikan untuk memeriksa mereka secara berkala . Di kultur kita, orang-orang bisa terlihat baik di luar, namun kenyataannya tidak di dalam. Mereka mungkin butuh dukungan ekstra di hari-hari yang spesial seperti di hari jadi atau hari ulang tahun.


Ketika Anda merasa mereka siap, undang mereka ke pertemuan komunitas. Pastikan komunitas yang ada menerima dan tidak kritis, karena gelombang kesedihan masih bisa menerpa mereka walaupun pada saat mereka dikelilingi teman-teman. Lingkaran pertemanan perlu dipersiapkan. Rasa memiliki dapat sangat membantu dalam menyembuhkan mereka. Ketika mereka nampak siap, melibatkan mereka dalam kegiatan yang membantu orang lain dapat juga membantu proses penyembuhan mereka. Penutup Kesimpulannya, menghibur seseorang yang sedang berduka dapat terlihat seperti proses yang menakutkan – dan kita bisa membuat kesalahan.


Kuncinya adalah menanyakan apa yang mereka butuhkan sembari memberi mereka ruang dan waktu untuk mereka memproses semua perasaan mereka sendiri. Ini bukanlah hal ilmiah yang pasti, tapi seorang pendamping yang tidak sempurna namun hadir itu jauh lebih baik daripada seorang yang sempurna namun tidak pernah hadir. Walau bukanlah tanggung jawab kita atau bagian kita untuk mengubah mereka, apa yang kita bisa lakukan adalah menjadi seorang sahabat terbaik. Pada akhirnya, kehilangan dan kesedihan tidak dapat dihindari, tapi kita dapat memilih untuk menjadi bagian dari masyarakat yang lebih baik dengan mengetahui cara menjaga satu sama lain.


Penutup

Kesimpulannya bukan hanya manusiawi, namun juga sangat sehat untuk bersedih ketika seseorang yang kita cintai meninggal. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri atau memaksakan diri untuk menjadi baik-baik saja secepat mungkin. Biarkan perasaan itu datang dan libatkan Tuhan dan komunitas Anda di musim ini. Ada waktunya kelak untuk bergerak maju, namun hanya jika kita mengambil waktu untuk berduka , kita baru dapat dan mampu melakukannya bila saatnya tiba nanti. Kami sangat mengasihi Anda, dan Anda ada dalam pikiran, dan doa kami.

Share by: