PREPARE & PRAY
Sebelum Saudara memulai Huddle, persiapkan diri Saudara dengan membaca Huddle Meeting Guideline dan Berdoa supaya Roh Kudus bekerja untuk mengubahkan setiap orang yang hadir.
Persiapan adalah ekspresi IMAN.
Ps. Ary Wibowo
Hai DATE Facilitators, DATE Leaders, dan DATE Core Team yang dikasihi Tuhan. Senang menjumpai Saudara kembali. Saya harap Saudara semua dalam keadaan baik-baik saja dan melimpah dengan damai sejahtera. Tetapi seandainya ada di antara Saudara yang merasa dalam keadaan kurang baik, saya percaya kebenaran firman Tuhan melalui materi huddle ini akan menolong Saudara untuk merespons keadaan dengan benar.
Nah, hari-hari ini tidak bisa dipungkiri merupakan realita yang tidak mudah. Dari berita yang kita dengar maupun fakta yang berlangsung di sekitar kita, ada begitu banyak orang, termasuk DATE Member ataupun mungkin Saudara sendiri yang mengalami penderitaan hebat dan memerlukan pertolongan, baik karena sakit, krisis keuangan, maupun kondisi mental atau emosional yang terganggu. Bahkan secara spiritual, bisa jadi ada di antara Saudara yang mulai merasa lesu untuk berdoa dan berbeban berat untuk berusaha memberikan bantuan. Mengapa? Bukan karena Saudara tidak punya hati, tetapi karena Saudara merasa doa dan upaya Saudara sia-sia. Hasilnya tidak sesuai dengan harapan Saudara dan perlahan namun pasti, sikap skeptis kemudian menjalar atau sebaliknya justru Saudara merasa bertanggung jawab secara berlebihan, lalu mengalami burn out atau frustrasi.
Contoh sikap skeptis misalnya saat ada DATE Member atau keluarganya yang sedang sakit parah, kita tidak lagi ‘ngotot’ untuk berdoa meminta kesembuhan, karena kita berpikir: “yah percuma, ujung-ujungnya tidak sembuh juga”, sebaliknya contoh sikap bertanggung jawab berlebihan, misalnya: “apapun yang terjadi saya akan mati-matian melakukan segala upaya, karena kalau sampai dia tidak tertolong, itu karena saya kurang berusaha”.
DR. AR. Bernard pernah mengajarkan bahwa segala sesuatu yang ekstrem, tidak akan membawa hasil yang baik. Pernyataan ini menjelaskan prinsip keseimbangan sikap. Dan kita tentunya masih ingat, bahwa keseimbangan bukanlah sesuatu yang statis atau pembagian fifty-fifty, melainkan kemampuan untuk memahami di situasi seperti apa kita harus ‘ngotot’ atau mempertahankan doa dan upaya. Serta sebaliknya, di situasi seperti apa kita mesti rela melepaskannya. Inilah yang disebut dengan berserah, bukan menyerah. Melakukan doa dan upaya yang terbaik, tetapi menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.
Mari kita pelajari apa yang dituliskan dalam Yohanes 21:18-19:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku”.
Jika Saudara pelajari keseluruhan pasal ini, Saudara akan menemukan bahwa di ayat sebelumnya Yesus memberikan mandat kepada Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Menggembalakan berarti berbicara tentang memuridkan, dan memuridkan tidak terlepas dari aspek caring system. Caring atau memperhatikan berarti memerlukan sikap mau repot. Mau repot berarti di saat tertentu perlu ngotot. Tetapi uniknya, setelah memberikan perintah penggembalaan, Yesus justru memberitahu bagaimana Petrus akan mati dengan mengalami penderitaan. Mari kita berimajinasi sejenak jika kita ada di posisi Petrus. Mungkin akan terlintas di pemikiran kita: “Untuk apa saya mengupayakan yang terbaik, berusaha gigih dan tidak menyerah, kalau saya tahu akan menderita dan mati juga? Untuk apa saya berdoa, jika hasilnya tidak seperti yang saya harapkan?”
Membuat galau dan bingung, bukan? Nah, tetapi tunggu dulu dan perhatikan baik-baik hal ini: Kita akan galau dan bingung saat fokus kita hanya pada kalimat “bagaimana Petrus akan mati, dan melupakan kalimat “dan memuliakan Allah”. Jadi, jika kita hanya berfokus pada realita penderitaan dan kematian, maka kematian pengharapan terjadi. Dan saat pengharapan mati, maka kita dengan mudah kita akan menyerah. Sebaliknya, jika kita memfokuskan perhatian kita pada fakta memuliakan Allah, maka kita akan tetap bersemangat melakukan bagian doa dan upaya. Selebihnya, menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.
Bagaimana aplikasinya dalam fungsi pemuridan? Baik, Saudara sebagai DF, DL maupun CT, hari-hari ini merupakan kesempatan besar untuk bertindak memuliakan Allah dengan semakin mengaktifkan caring system Saudara. Tidak perlu saling menunggu untuk bertindak dengan alasan “Ah saya ingin sekali membantu, tapi ini kan ini mestinya sudah ditangani oleh DL atau DF”. Itu jika Saudara sebagai Core Team. Atau sebaliknya, sebagai DF, Saudara berpikir: “Ah mestinya itu sudah bisa ditangani oleh DL dan CT”. Akibatnya, dengan dalih posisi, kita jadi ragu untuk menjalankan fungsi. Ini saat yang tepat untuk kita bersatu dan bersinergi dalam menjalankan fungsi pemuridan secara relasional, ketimbang transaksional.
Sebaliknya, saat melakukannya bersama-sama, maka kita lebih mudah mengelola ekspektasi kita dan tidak menjadi bertanggung jawab secara berlebihan. Dan pada akhirnya, Saudara dan saya bisa memahami makna firman yang tertulis di Pengkotbah 3:11, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir”.
Akhiran “nya” dalam kata “waktunya” bisa berarti kata ganti untuk duka ataupun suka, untuk penderitaan maupun kebahagiaan, dan semua situasi yang paradoksial. Artinya, jika kita mampu berduka dengan benar ataupun menderita dengan benar, maka waktu duka dan menderita pun tetap menjadi waktu yang indah. Sebaliknya jika di masa suka atau Bahagia, kita melewatkannya dan tidak melakukannya dengan benar, maka masa itu juga tidak akan terasa indah.Demikian juga saat kita ngotot berdoa dan berusaha, walaupun hasilnya belum tentu seperti apa yang kita harapkan, jika kita melakukannya dengan benar, maka masa itu-pun menjadi masa yang indah. Karena fokus kita bukan pada realita penderitaannya, tetapi pada tujuan memuliakan Allah, dengan mengerjakan apa yang menjadi bagian kita dalam memuridkan secara berserah dan bukan menyerah.
Mari bersatu dan bersama menjalankan caring system secara relasional dan memperkuat sesi One on One, sehingga lebih memudahkan kita menjaga sikap untuk berserah, bukan menyerah. Dengan demikian fokus kita bukan lagi kepada penderitaan dan kematian, melainkan kepada tujuan untuk memuliakan Allah.
Terima kasih sudah menyimak materi pengajaran ini. Saya berharap Saudara semua terinspirasi untuk mengaplikasikannya sebagai langkah-langkah transformasi. Mari kita ucapkan bersama-sama, apa yang menjadi doa Tuhan Yesus sebelum dia menghadapi penderitaan-Nya, seperti yang tertulis di Matius 26:39 dalam Terjemahan Sederhana Indonesia: “Ya Bapa-Ku, kalau bisa, janganlah biarkan Aku menjalani penderitaan ini! Tetapi janganlah terjadi seperti yang Aku kehendaki, melainkan jadilah seperti yang Engkau kehendaki.”
Amin.
Mari bergabung dalam salah satu ministry di bawah ini dan melayani bersama para Volunteers lainnya. Untuk informasi lebih detail dan cara daftar silahkan Saudara melihat di aplikasi MyJPCC di bagian
Discover > Let’s Serve
atau klik di tombol di bawah ini.
PRIORITAS PENDAFTARAN KELAS SERVE UNTUK CORE TEAM
Tujuan daripada Core Team adalah dipersiapkan untuk menjadi pemurid / pemimpin berikutnya. Untuk memfasilitasi hal tersebut, maka Core Team diberikan prioritas mendaftar kelas SERVE H-7 (satu minggu) sebelum pendaftaran dibuka kepada seluruh DATE Member. Pendaftaran dapat dilakukan melalui MyJPCC Apps.
Seperti yang sudah diinformasikan oleh Ps. Jeffrey Rachmat melalui video, bahwa JPCC ingin mengetahui perkembangan Saudara dan keluarga saat ini. Agar Gereja bisa memberikan bantuan yang dapat menolong Saudara melewati masa global pandemi COVID-19 ini, mohon pastikan
Saudara (baik DM, CT, DL, DF & HDF) sudah mengisi tautan berikut ini:
Catatan:
Selama pandemi ini masih berlangsung, tautan ini yang akan terus dipakai untuk berhubungan dengan Tim JPCC Peduli Covid-19.