BEING PRESENT

Being Present

Ps. Alvi Radjagukguk

Kita hidup di dunia yg begitu bising/noisy, banyak hal bertanding untuk menarik perhatian kita. 

• Ada berbagai penawaran untuk membeli barang, jasa pengiriman, metoda pembayaran.
• Keberadaan notifikasi di telepon genggam, jam pintar, push emails.
• Akibatnya kita sulit fokus karena memperhatikan beberapa hal berbeda di waktu yang sama.
• Setelah menonton beberapa video/memilih beberapa lagu, kecerdasan buatan membaca perilaku kita sehingga muncullah pilihan-pilihan yang tidak kita cari namun disodorkan kepada kita.
• Akibatnya rentang konsentrasi kita sempit. 
• Jempol kita makin canggih untuk menggeser postingan jika gambar/caption tidak menarik.
• Jari-jari kita pun buru-buru mencari hal-hal yang sekedar bagus untuk tahu & bukan harus diketahui.
• Akibatnya kita terlalu cepat untuk menyimpulkan. 
• Kita hidup di dunia dengan kebisingan & ritme yang serba cepat. Tidak kaget jika WHO menetapkan “burnout” sebagai sindrom yang resmi, ada artikel yang menyebut istilah “Burnout Generation” kepada generasi saat ini.
• Beberapa survei juga menemukan bahwa tingkat stress & kegelisahan di kalangan milenial itu lebih tinggi daripada generasi sebelumnya, apalagi di masa pandemi seperti sekarang.

Di era yang begitu bising & penuh gangguan, Hadir seutuhnya adalah sebuah kemewahan.

Sebagai pemurid, bagian kita bukanlah mengatasi atau menyelesaikan masalah DM atau DL, tetapi hadir dalam musim kehidupan mereka terutama ketika menghadapi tantangan atau pergumulan, meski tidak bisa hadir secara fisik.

Itu sebabnya pada Huddle kali ini, kita akan belajar bagaimana kita bisa "Hadir Seutuhnya" bagi orang-orang yang kita pimpin, gembalakan, dan muridkan. Yang pertama adalah

a. Be present consistently

Yaitu dengan secara konsisten mengadakan pertemuan DATE & Huddle DL-CT (bagi DL), atau mengadakan Huddle, Hangout DF-DL, & One-on-one dengan setiap DL (bagi DF). Untungnya Tuhan tidak tertarik dengan banyaknya jumlah, itu sebabnya Ia berjanji di injil Matius 18:20 TB "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Saya yakin tidak ada pemurid di JPCC yang membatalkan pertemuan karena hanya sedikit yang bisa hadir atau karena bosan bukan?

Ketika seorang pemimpin menunjukkan konsistensinya dalam melakukan fungsi & tanggung jawabnya, di situlah trust/kepercayaan dibangun di mata orang-orang yang dipimpinnya. Kenyataannya, kita tidak selalu selalu memiliki motivasi & kegigihan. Terutama di kala kita sendiri sedang mengalami pergumulan atau mungkin orang yang kita pimpin justru menjadi tantangannya.

Seorang pemimpin yang dewasa akan memutuskan untuk hadir secara konsisten, terlepas dari kenegatifan yang dirasakannya. Karena sekali lagi Konsistensi akan membangun Kepercayaan.

Setelah kita hadir secara konsisten sehingga kepercayaan terbangun dengan baik, langkah kedua untuk bisa hadir seutuhnya adalah.. 

b. Be present mentally

Hadirlah secara mental, yaitu dengan Persiapan & Perhatian.

PERSIAPAN artinya kita menguasai materi percakapan yaitu pesan Firman Tuhan di hari Minggu sebelumnya dengan baik, karena kualitas percakapan akan sangat berbeda ketika disertai dengan persiapan. Itu sebabnya DATE Meeting Guideline tersedia sejak awal minggu untuk memudahkan setiap DATE Leader dan Core Team dalam mempersiapkan diri untuk memfasilitasi percakapan yang mengarah kepada penerapan, sehingga terjadi perubahan hidup.

Percakapan → Penerapan → Perubahan 

Ingatlah bahwa Persiapan adalah ekspresi dari Iman. Ketika kita mempersiapkan pertemuan DATE, Huddle, Hangout, & 1-on-1 dengan baik, kita beriman bahwa Roh Kudus akan melakukan perkara yang ilahi di dalam setiap pertemuan tersebut. 

Hadir secara mental juga kita lakukan dengan memberi PERHATIAN, baik di dalam & di luar pertemuan DATE. Ingat bahwa DATE adalah sebuah gaya hidup, bukan pertemuan yang dibatasi oleh durasi dan lokasi. 

Di dalam pertemuan, Perhatian diberikan dengan menyimak ketika sedang terjadi sebuah percakapan. Di luar pertemuan, Perhatian berarti kita peduli terhadap keadaan mereka. Kita ikut meringankan beban atau penderitaan mereka, melalui empati dan bantuan nyata. Kita menghubungi mereka ketika Roh Kudus mengingatkan nama mereka di momen yang sepertinya random. 

Mata uang kepemimpinan adalah Hubungan, bukan titel, posisi, atau senioritas. Cara terbaik untuk membangun & merawat hubungan adalah dengan memberikan Perhatian baik dengan Menyimak & Peduli. 

Matius 7:12 (TSI) memerintahkan bahwa “Perlakukanlah setiap orang seperti yang kamu inginkan dia lakukan kepadamu, karena itulah inti yang diajarkan oleh Hukum Taurat dan ajaran para nabi.”

Cara ketiga untuk bisa hadir seutuhnya yaitu...

c. Be present healthily

Seorang pemimpin yang sehat mengerti bahwa tugas dan panggilannya yang pertama dan terutama adalah menjaga keintiman hubungannya dengan Tuhan secara pribadi. 

• Kita tidak bisa memuridkan orang lain dengan efektif jika kita sendiri tidak menjadi Murid Kristus & Firman Kristus. 
• Kita tidak bisa memberi apa yang kita sendiri tidak miliki dan kita tidak bisa meminta orang lain melakukan apa yang kita sendiri tidak lakukan. 
• Itu sebabnya di JPCC kita mengenal istilah Melayani keluar dari kelimpahan, bukan kelimpahan waktu atau tenaga, tetap kelimpahan manusia batiniah kita. 

Jangan sampai semua kesibukan kita, termasuk dalam pelayanan, justru mengorbankan keintiman hubungan kita dengan Tuhan. 

Lukas 10:41-42 TB

Tetapi Tuhan menjawabnya: ”Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Bagian terbaik Maria adalah beristirahat dalam hadirat Tuhan, menikmati kasih dan perkataan Tuhan secara pribadi. Ini yang tidak bisa diambil oleh apa pun dan siapa pun. 

Saya percaya bahwa hadiah terbaik yang bisa kita berikan kepada orang-orang di sekeliling kita adalah diri kita yang sehat, secara roh, jiwa, dan tubuh.