PREPARE & PRAY
Sebelum Saudara memulai Huddle, persiapkan diri Saudara dengan membaca Huddle Meeting Guideline dan Berdoa supaya Roh Kudus bekerja untuk mengubahkan setiap orang yang hadir.
Persiapan adalah ekspresi IMAN.
David Tjokrorahardjo (Head DATE Facilitator)
Salam sejahtera para Pemurid yang dikasihi Tuhan!
Sekadar untuk menyegarkan ingatan kita di huddle sebelumnya Ps. Ary Wibowo memberikan sebuah pertanyaan: MENGAPA TIDAK MUDAH UNTUK MELAKUKAN PEMURIDAN? Kalau Saudara masih ingat Ps. Ary memberikan sebuah kerangka yaitu:
Paham → Yakin → Bertindak
Paham sebelum yakin.
Yakin sebelum bertindak.
Selanjutnya kita membahas bahwa yang dimaksud dengan
paham adalah
memahami pribadi Yesus, dan pemahaman ini akan menghasilkan dua hal:
Kita juga membahas
metode pemuridan di dalam pertemuan komsel (di JPCC kita kenal dgn istilah DATE),
Huddle, dan
one-on-one yaitu dengan
MEMBANGUN KETERLIBATAN. Secara lebih spesifik, tujuan
huddle kita hari ini adalah untuk membahas mengapa dan bagaimana kita
membangun keterlibatan secara
personal melalui aktifitas
one-on-one.
Mari kita membaca bersama perikop pembelajaran kita hari ini dari Injil Lukas 7:11-17 TB
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: ”Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: ”Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: ”Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan ”Allah telah melawat umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Perhatikan ayat 11,
DAN JUGA ORANG BANYAK MENYERTAINYA BERBONDONG BONDONG
Ternyata dari zaman Tuhan Yesus, keramaian merupakan suatu hal yang menjadi alat ukur kesuksesan. Manusia lebih melihat banyak itu lebih baik dari sedikit, besar lebih baik dari kecil, acara yang seru adalah yang ada banyak orang BERBONDONG-BONDONG melakukannya.
Namun kemudian, dalam konteks PERUBAHAN HIDUP, prinsipnya adalah
Less is more.
Sebagai contoh. Kalau Saudara lagi pacaran, tentu maunya berduaan saja kan? Masa berbondong-bondong? Tuhan Yesus tidak menjauhi kerumunan tentunya, dan kita juga tidak perlu. Hanya saja, Tuhan Yesus sendiri memiliki INTERAKSI PERSONAL untuk memfasilitasi perubahan hidup.
Ayat 13:
TUHAN MELIHAT janda itu, TERGERAKLAH HATINYA OLEH BELAS KASIHAN
Tuhan Yesus MELIHAT dengan BELAS KASIHAN kesedihan janda itu. Ini adalah langkah awal untuk membangun keterlibatan dan interaksi personal dengan orang-orang yang ada di dalam komsel/DATE kita.
Di Lukas pasal 10, Tuhan Yesus menggambarkan sebuah keadaan di mana ada orang yang baru saja dirampok, dipukul, dan ditinggalkan setengah mati. Ada seorang imam dan seorang Lewi yang melalui jalan itu
tetapi kemudian mereka melewati orang yang membutuhkan ini dari seberang jalan.
Orang ke-3 adalah seorang Samaria.
Lukas 10:33
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
- ia MELIHAT, lalu HATINYA TERGERAK OLEH BELAS KASIHAN
MELIHAT, TAPI MEMILIH UNTUK TIDAK MELIHAT. Kita tidak bisa melihat semua kesulitan dan pergumulan hidup setiap orang di sekitar kita, bahkan meski ada orang yang sedang membutuhkan perhatian dan pertolongan kita. Masalahnya adalah terkadang walaupun kita melihat kebutuhan itu, penglihatan kita menjadi kabur karena kebutuhan atau agenda pribadi, sehingga kita gagal untuk
terlibat dalam kehidupan orang itu.
Lawan dari kata cinta (love) bukanlah benci (hate). Lawan dari cinta adalah INDIFFERENT (tidak peduli). Sudah siapkah kita untuk
membangun keterlibatan dengan setiap orang yang ada dalam caring system kita masing masing?
Saya ingin menawarkan 3 langkah sederhana, yang mungkin Saudara pernah lakukan.
1. Know their stories.
Setiap orang punya cerita. Biasanya ada 2 narasi. Semua sedang berjalan sesuai dengan keinginannya, atau segala sesuatu sedang berjalan berlawanan dari keinginannya. Tuhan mengizinkan cerita hidup kita untuk sesuai atau berlawanan dengan keinginan kita, untuk memanggil kita semakin hidup di dalam kehendak-Nya, dan/atau semakin bergantung kepada Dia.
Di JPCC, kita sering mengajarkan kerangka 5F untuk membangun
hubungan yang bermakna.
5F terdiri dari Face, Facts, Feelings, Fear, dan Faith.
FACE & FACTS. Tips saya adalah menggunakan teknologi, yaitu fitur
reminder untuk mengingat hari-hari yang penting dan bermakna bagi orang . Belum pernah ada orang yang berharap semua orang melupakan hari bermakna mereka, dan berharap dia mengingat hari itu sendirian. You know why? Because everybody needs somebody.
FEELINGS. Untuk mengerti apa yang orang lain rasakan, kita perlu untuk mengetahui
aktifitas apa yang membuatnya senang atau sedih. Kita bisa memperhatikan hobi orang itu, mempelajari dan belajar menikmati hobi itu (kalau sebenarnya bukan hobi kita).
Those who laugh together stick around. Those who cry together stay together.
FEAR & FAITH. Dalam observasi saya, semua ketakutan orang didasari dari apa yang dia
khawatirkan dalam kehidupan mereka. Kekhawatiran mudah diketahui kalau kita mendengarkan dan bahkan menyimak apa yang menjadi topik diskusi dan pertanyaannya. Kekhawatiran manusia biasanya berhubungan dengan beberapa hal berikut:
finance (uang),
food (makanan),
fashion (pakaian),
fitness, dan
future (masa depan).
2. Offer help.
Lukas 7:13 berkata Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: ”Jangan menangis!”
Tuhan Yesus tidak hanya melihat dan diliputi dengan belas kasihan, tapi Dia juga melakukan sesuatu untuk janda itu. Kita bisa menawarkan bantuan dengan perkataan kita dan dengan BERDOA. Kita bisa memberikan kekuatan kepada orang lain dengan cara berdoa. Saya lebih sering mengirimkan doa saya secara teks, tidak selalu harus secara lisan, ataupun secara fisik.
Air buat orang yang haus adalah solusi atau bantuan yang dibutuhkan. Orang yang sedang haus tidak perlu minuman yang mewah. Begitu juga dengan doa kita. Doa itu seperti air untuk mereka yang sedang membutuhkan pertolongan dan perhatian.
Tentu lebih baik lagi kalau bisa menambahkan ayat Alkitab. Di sini biasanya ada yang bertanya kalau
‘gak tahu ayatnya bagaimana? Pakai search engine. Ketik topik atau kebutuhannya, dan akan ada banyak ayat ayat Alkitab yang bisa kita pilih untuk
encourage orang lain.
Amsal 12:25 berkata, Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.
Selain berdoa dan memberi perkataan yang baik, kita juga bisa menawarkan bantuan yang sesuai dengan kemampuan yang Tuhan titipkan dalam hidup kita masing-masing, baik itu waktu, uang, tenaga, kreatifitas, telinga, pemikiran, dan juga mungkin kenalan yang mungkin bisa membantu mereka.
Lukas 7:14
Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: ”Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
Tuhan Yesus tidak hanya tergerak dengan belas kasihan, Dia juga menawarkan bantuan dan melakukan apa yang Dia bisa lakukan yaitu membangkitkan orang mati. Kita juga bisa menawarkan bantuan dengan sepakat beriman dengan orang yang kita layani.
3.
Follow through.
Bukan saja
#KnowTheirStories
dan #OfferHelp, kita juga perlu follow through atau menindaklanjuti sampai terjadi. Ini yang sering disebut sebagai menjadi
witness, saksi mata perubahan hidup orang-orang yang Tuhan percayakan dalam kehidupan kita. Untuk beberapa orang, mungkin perubahan hidup terjadi secara dramatis dan total. Tetapi ada beberapa perubahan hidup yang terjadi secara progresif dan sebagian. Yang dibutuhkan adalah orang-orang yang cukup peduli untuk
follow through.
Kedewasaan seseorang akan terlihat dari setiap pergerakannya menuju keserupaan dengan Kristus. Kita semua sedang berada dalam proses pendewasaan, dan salah satu faktor yang membantu kita untuk terus menjalani proses pendewasaan itu adalah
kehadiran orang-orang di sekitar kita.
Lukas 7:15 berkata, Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Dari posisi mati, anak itu bangun, duduk, dan kemudian mulai berkata-kata. Yesus kemudian menyerahkan anak itu kepada ibunya. Ada
follow through yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Yesus tidak meninggalkannya, meski mukjizat yang terjadi itu sifatnya total.
Mari kita merekap apa yang kita pelajari hari ini.
Pembelajaran kita adalah membangun keterlibatan. Ada 3 tindakan yang kita mau belajar untuk lakukan bersama:
Selanjutnya, ada tiga pertanyaan yang Saudara bisa diskusikan bersama-sama, yang sudah diselaraskan dengan kerangka OIA.
Observasi:
Amati Lukas 7:11-17
Interpretasi:
Berdasarkan hasil observasi Saudara pada Lukas 7:11-17, apa yang Saudara pelajari tentang Yesus (karakter-Nya, pelayanan-Nya)?
Aplikasi:
Mari bergabung dalam salah satu ministry di bawah ini dan melayani bersama para Volunteers lainnya. Untuk informasi lebih detail dan cara daftar silahkan Saudara melihat di aplikasi MyJPCC di bagian
Discover > Let’s Serve
atau klik di tombol di bawah ini.